Read More

Slide 1 Title Here

Slide 1 Description Here
Read More

Slide 2 Title Here

Slide 2 Description Here
Read More

Slide 3 Title Here

Slide 3 Description Here
Read More

Slide 4 Title Here

Slide 4 Description Here
Read More

Slide 5 Title Here

Slide 5 Description Here

Kamis, 05 Maret 2015

Izzuddin Al-Qassam, Namanya Abadi dan Selalu Terkenang

[Ukhuwah]
Izzuddin Al-Qassam,
Namanya Abadi dan Selalu Terkenang

Brigade al-Qassam, adalah sekelompok pasukan jihat di tanah Palestina, yang berjuang melawan penindasan yang dilakukan oleh kaum zionis Israel. Al-Qassam nama ini diambil dari seorang tokoh, Izzudin al-Qassam. Seorang ulama’ dan juga pejuang.
Syaikh Izzuddin al-Qassam dilahirkan di Jabalah, Suriah, 19 November 1882. Nama lengkapnya Muhammad Izzuddin bin Abdul Qadir bin Musthafa bin Yusuf bin Muhammad al-Qassam. Dari sisi bahasa, Izzuddin artinya kemuliaan, kebanggaan atau harga diri agama (Islam). Sedangkan al-Qasam mempunyai makna keseriusan, sumpah, orang yang mengikat sumpah. Izzuddin al-Qassam dapat diartikan sebagai orang yang bersumpah untuk menjaga kemuliaan Islam.
Izzuddin al-Qassam kecil tumbuh dan berkembang di tengah keluarga yang taat dan berpegang teguh terhadap ajaran Islam. Pada masa mudanya, saat berumur sekitar 14 tahun, ayahnya mengirimkan Izzuddin ke negeri tetangga, Mesir untuk belajar di Universitas al-Azhar Kairo. Waktu itu, belajar di al-Azhar Mesir masih berbentuk talaqqi’ di masjid, yakni belajar ilmu agama Islam secara langsung kepada guru yang mempunyai keilmuan Islam. Izzuddin muda banyak menimba ilmu dari beberapa ulama berpengaruh pada masanya. Antara lain, ia banyak menimba ilmu dan ide-ide pembaharuan yang dilontarkan oleh Syaikh Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad ‘Abduh dan Abdurrahman Al-Kawakibi.
“Inilah jihad, menang atau mati syahid!” begitulah Syi’ar yang dikumandangkan bersama mujahidin Haifa, Palestina ketika melawan penjajahan Inggris, sekutu Yahudi. Izzudin melancarkan pergerakan bawah tanah dan rahasia yang tak terendus oleh musuh, dan hanya diketahui oleh sahabat-sahabat dan para mujahid yang membantunya. Namun akhirnya, aktivitas pergerakannya tercium juga oleh penjajah. Pada tanggal 20 November 1935, dalam usia 53 tahun Al-Qassam mati syahid di daerah Jenin yang kemudian lebih dikenal dengan Jenin Al-Qassam dalam perang melawan Inggris. Di balik bajunya dijumpai Al-Qur’an, uang senilai 14 junaih, dan sebuah pistol besar.
Al-Qassam dikenal luas sebagai pejuang yang semasa hidupnya mencurahkan segenap tenaganya untuk merangkul kalangan pekerja dan para petani, karena mereka adalah kelompok yang paling banyak dan siap berkorban di jalan Allah. Para pejuang Palestina selanjutnya pun menjadikan revolusi yang diawali oleh Syaikh Izzuddin al-Qassam merupakan revolusi bagi seluruh pemuda Palestina dalam melawan penjajah Inggris dan Yahudi yang ikut di belakangnya.
Oleh para tokoh pergerakan Harakah al-Muqawwamah al-Islamiyyah(HAMAS), seperti Syekh Ahmad Yassin, Dr Ibrahim al-Muqadama, Syekh Shalah Syahadah, dan para pionir Hamas lainnya, nama Izzuddin al-Qassam dipilih sebagai nama sayap militer mereka. Brigade al-Qassam merumuskan setidaknya tiga langkah perjuangannya, yaitu menumbuhkan semangat jihad kepada kaum Muslimin di Palestina dan dunia Arab, mempertahankan setiap jengkal tanah kaum Muslimin Palestina dari pendudukan dan agresi Zionis, dan membebaskan tanah Palestina. (Salamah)


Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Follow

Popular Posts

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Jejak Sajak Salamah | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com