Senin, 19 Mei 2014

Menjadi seorang cerpenis? Bisakah?

Cerpen ini merupakan cerpen yang khusus aku buat untuk guruku tercinta Pak Kamaji. Guru bahasa Indoesia SMP N 5 Jepara. Alhamdulillah, lolos dalam event kenangan tak terlupakan bersama guru oleh Penerbit Meta Kata.


Menjadi seorang cerpenis? Bisakah?

Tetes air mengalir di jendela besar ruang keluarga. Aku  memandang pemandangan kolam di samping ruang keluarga. Menyenangkan rasanya, mengamati kehidupan di alam sana. Namun sore ini pikiranku tidak sedang mengamati kehidupan di sekitar kolam. Tujuanku satu, mencari sebuah ide sebagai dasar ceritaku.
Waktu terus berjalan, pikirku terus melayang.
Kupalingan wajahku ke arah kolam. Tepat saat itu, saat gerimis sudah berhenti. Mataku menangkap seekor Burung Dara yang sedang hinggap di sebuah ranting pohon. Saat itulah, ketika aku sedang mengamati Burung Dara yang sendirian, ide itu datang bagai petunjuk dari langit. Segera kuambil pena dan kertas.
Sedetik. Dua detik. Tiga detik. Hingga tujuh detik, penaku masih mengambang.  
“Ah aku tau..”
Sebuah kalimat klise dan umum yang sering aku dengar dalam setiap cerita yang pernah aku baca. Alkisah, pada zaman dahulu kala di sebuah negeri antah brantah. Itulah kalimat yang akhirnya aku tuliskan sebagai pembuka dari serangkaian cerita yang akan aku tulis.
***
Aku berdiri mematung di depan kelas. Tanganku gugup memegang kertas folio. Ku arahkan pandanganku ke teman-teman kelas. Semua mata memandangku. Aku semakin gugup.
“Ayo Laura, bacakan cerita yang telah kamu tulis kepada kami.”
Pak Kamaji guru Bahasa Indonesia kelas 8-B memintaku untuk segera membaca karangan yang aku buat. Karangan ini adalah tugas yang diberikan beliau minggu lalu. Aku tak percaya diri dengan karyaku. Aku takut karyaku jelek. Tapi aku tak bisa mengelak, ketika Pak Kamaji menunjukku maju untuk membaca. Berpasang-pasang mata masih tetap memandangku. Aku beranikan diriku. Menghela napas dalam dan mulai bercerita.
“Alkisah, pada zaman dahulu kala di sebuah negeri antah brantah. Hiduplah seorang gadis yang amat jelita namanya Dara. Karena kejelitaannyalah ia akhirnya dijadikan selir oleh raja. Suatu ketika, di sebuah hari yang tak begitu cerah. Sang permaisyuri menemui  Dara, sesuatu yang amat jarang terjadi. Permaisyuri sedang menyiapkan sebuah tipu muslihat untuk mengusir Dara dari kerajaan...”
Kata-kata demi terus aku baca. Aku seolah lupa akan berpasang mata yang memandangku. Aku terlalu asyik dengan duniaku. Membaca. Aku membaca seolah aku adalah bagian dari cerita. Masuk kedalamnya. Melihat setiap kejadiannya. Memahami perasaan dan jalan pikiran setiap tokohnya. Hingga sampailah aku di ujung cerita.
“Demi menyaksikan Dara, selir kesangannya mencuri, raja menjadi murka. Dalam keadaan marah itulah raja mengutuk Dara menjadi seekor Burung Dara. Dara Ia terbang layaknya Burung Dara yang cantik. Tetap anggun dengan kepak sayapnya. Tetap cemerlang dengan putih warna bulunya. Ia terbang mencari kebebesannya sendiri.”
“Begitulah cerita yang aku tulis. Jika ada salah kata, aku mohon maaf. Wassalamualaikum Wr.Wb.”
“Berikan tepuk tangan untuk Laura.”
“Prok prok prokk..”
“Ceritamu bagus Laura. Bapak pikir kelak kamu bisa menjadi seorang cerpenis.”
Pak Kamaji tersenyum padaku. Mendengar pujian beliau, khayalku langsung melayang, membayangkan karyaku akan dimuat di koran-koran di baca banyak orang. Menjadi seorang cerpenis? Bisakah? Seandainya bisa sungguh sebuah mimpi yang indah.
Selama pelajaran berlangsung aku terus memikirkan perkataan beliau. Berbagai tanya muncul di benakku. Apakah menulis adalah potensiku? Apakah menulis adalah bakatku? Benarkah nantinya aku akan jadi seorang cerpenis? Dimana karyaku akan menghiasa koran-koran? Entahlah aku tak tau, yang aku tau aku suka menulis itu saja.
***
Biodata Penulis

Noor Salamah, lahir di Jepara. Suka menulis sejak SMP dan semakin bersemangat semenjak salah satu gurunya berkata, kelak ia akan jadi seorang cerpenis. Hingga kini ia berusaha trus lebih baik dan istiqomah dalam menulis. Dapat dihubungi via Facebook: salma van licht, twitter : @salma_skylight atau e-mail : salamah_chan@yahoo.com  

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Follow

Popular Posts

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Jejak Sajak Salamah | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com