Tawaf (طواف / thawaf)
adalah suatu ritual mengelilingi Ka'bah (bangunan
suci di Mekkah)
sebanyak tujuh kali sebagai bagian pelaksanaan ibadah haji atau umrah. Tawaf merupakan
rukun dan wajibnya haji.
Ternyata ada
fakta unik di balik bangunan kubus ini
Saat jamaah
haji/umrah sedang tawaf mereka tidak semata-mata mengelilingi kakbah namun juga
mengeliligi pusat bumi.
Secara
etimologis, Istilah Ka’bah (bahasa Al Quran) dari kata “ka’bu” yg berarti “mata
kaki” atau tempat kaki berputar bergerak untuk melangkah. Ayat
5/6 dalam Al-quran menjelaskan istilah itu dengan “Ka’bain” yg berarti ‘dua
mata kaki’ dan ayat 5/95-96 mengandung istilah ‘ka’bah’ yg artinya nyata “mata
bumi” atau “sumbu bumi” atau kutub putaran utara bumi.
Kita tentu
tidak asing dengan seorang Astronot Amerika yang begitu terkenal karena ialah
yang pertama kali mendaratkan kakinya di Bulan. Ya, Neil Amstrong. Neil
Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi.
Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa
dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata
menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”
Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi.
Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi.
Setelah
melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota
Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut
bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka
mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus.
Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
Prof. Hussain
Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah pusat bumi. Pada
mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar
di dunia.
Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.
Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.
Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan
berat itu, ia terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan
jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal
lainnya. Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi
Sudah sejak
1000 tahun terakhir, sejumlah matematikawan dan astronom Muslim seperti Biruni
telah melakukan perhitungan yang tepat untuk menentukan arah kiblat dari
berbagai tempat di dunia. Seluruhnya setuju bahwa setiap tahun ada dua hari
dimana matahari berada tepat di atas Ka’bah, dan arah bayangan matahari
dimanapun di dunia pasti mengarah ke Kiblat. Peristiwa tersebut terjadi setiap
tanggal 28 Mei pukul 9.18 GMT (16.18 WIB) dan 16 Juli jam 9.27 GMT (16.27 WIB)
untuk tahun biasa. Sedang kalau tahun kabisat, tanggal tersebut dimajukan satu
hari, dengan jam yang sama.
Tentu saja
pada waktu tersebut hanya separuh dari bumi yang mendapat sinar matahari.
Selain itu terdapat 2 hari lain dimana matahari tepat di “balik” Ka’bah
(antipoda), dimana bayangan matahari pada waktu tersebut juga mengarah ke
Ka’bah. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 28 November 21.09 GMT (4.09
WIB) dan 16 Januari jam 21.29 GMT (4.29 WIB).
Allah berfirman di dalam al-Qur’an al-Karim sebagai
berikut:
‘Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur’an
dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk
Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya..’ (asy-Syura: 7)
Kata ‘Ummul
Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya
menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah
berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang
penting di dalam kultur Islam.
Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain.
Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain.
Sekian, semoga
tulisan ini bermanfaat menjadikan kita selalu ingat akan kebenaran dan
kekuasaan Allah Swt J
Sumber :
-
http://mozaik-islam.blogspot.com/2012/12/mengungkap-fakta-ilmiah-keajaiban-kabah.html
(18 Sept 2014 pukul 00.50)
-
http://www.islampos.com/subhanallah-ini-bukti-bukti-jika-kabah-itu-pusat-bumi-1-92493/
(20 sept 2014 pukul 20.05)