Jumat, 14 Februari 2014

Hana, Bayi dengan Golongan Darah A Plus Parabombay yang Langka

Pernah terpikirakan bahwa saya berharap cerpen saya tidak lolos dalam even perlombaan Keajaiban yang diadakan oleh Penerbit Pena Indhis. Mengapa? karena saya merasa ada kesalahan dalam cerita ini. Setelah saya teliti bayi baru lahir memiliki bobot 2,32 Kg dengan tinggi 60, 89 cm tidak lazim. Memang terlahir prematur, tapi rata-rata bayi Indonesia lahir dengan tinggi 50cm. Keponakan saya yang baru lahir pun lahir setinggi 49 cm. Dalam bayangan saya bayi Hana dalam cerita ini terlalu panjang dan kurus. Ahh, namun Allah tahu yang terbaik. Ini adalah pelajaran bagi saya untuk lebih cermat lagi :)
Oh ya cerita ini adalah berdasarkan kisah nyata. Saya membaca cerita ini sudah cukup lama kalau tidak di situs apakabardunia.com ya di suatu berita pada surat kabar harian. Entahlah agak lupa saya, hehe ..

HANA

Sebuah ambulans berhenti di depan pintu rumah sakit. Segera beberapa orang perawat membawa masuk seorang wanita yang tengah hamil.
“Bertahanlah istriku, kuatkan dirimu.” Nasrul menggenggam tanggan istrinya mengikuti hingga depan pintu ruang IGD.
Seorang petugas rumah sakit menemuinya. Mengarahkannya untuk mengikuti serangkaian prosedur administrasi.
Berjam-jam Nasrul menunggu hasil pemeriksaan dokter dengan penuh gelisah. Seorang dokter keluar dari ruangan.
“Apakah anda suami dari pasien bernama Oppy?”
“Ya Dok.”
“Pasien bernama Oppy dalam keadaan mengkhawatirkan. Pasien mengalami anemia berat yang kemudian berdampak pada bayi yang dikandungnya. Bisa jadi pasien akan mengalami keguguran.”
Mendengar kabar tersebut. Nasrul jatuh lemas. Ini adalah bayi keempat yang dikandung oleh istrinya. Tiga bayi sebelumnya mengalami keguguran.  
“Kami akan memeriksa golongan darah pasien dan akan terus memantau kondisi pasien. Semoga ada persediaan darah bagi pasien.”
Bayang-bayang peristiwa beberapa tahun lalu ketika Oppy mengandung anak pertama melekat jelas di benaknya. Ketika itu umur kandungan Oppy baru lima bulan. Demi membantu kondisi ekonomi Oppy tetap bekerja seperti biasa. Akibatnya karena kelelahan Oppy mengalami keguguran. Diwaktu Oppy mengandung anak keempat, Nasrul sama sekali tidak mengijinkan Oppy melakukan pekerjaan apapun entah itu pekerjaan rumah tangga ataupun pekerjaan lainnya. Nasrul tidak ingin peristiwa pada anak pertama, kedua dan ketiga terulang kembali. Pada anak keempatnya Nasrul benar-benar menaruh perhatian penuh. Hingga kemarin malam, tiba-tiba Nasrul masuk angin tubuhnya panas. Ia memutuskan untuk istirahat. Pagi harinya, Nasrul belum sanggup memasak. Maka ia putuskan untuk membeli sarapan di warung dekat rumah. Sekembalinya Nasrul dari warung, ia mendapati Oppy sedang memasak. Cepat Nasrul mengahampiri Oppy. Wajah Oppy sudah pucat pasi. Seketika itu Oppy pingsan. Beruntung tidak sampai terjadi pendarahan. Namun dengan cepat Nasrul menelpon Ambulans.
◌◌◌
“Pak Nasrul.”
Seorang dokter menghampiri Nasrul. Nasrul bangkit berdiri.
“Hasil uji lab mengungkapkan pasien memiliki golongan darah yang langka yaitu A+ Para Bombay. Kami sudah menghubungi satu-satunya pemilik darah A+ Para Bombay di Indonesia. Namun sayang, ketika kami hubungi. Ternyata ia berada di Singapura dan tidak bisa kembali ke Indonesia dalam waktu dekat. Kami akan  mengecek darah bapak untuk melihat kesesuaiaan golongan darah pasien.”
Nasrul mengikuti dokter untuk mengikuti segala prosedur pengecekan darah.
“Pasien tidak bisa menerima darah Bapak.”
Beberapa saudara yang ikut mendengar perkataan dokter, menimpali.
“Bagaimana dengan golongan darah saya Dok?”
Maka semua saudara yang hadir kemudian mengikuti prosedur pemeriksaan golongan darah. Namun hasilnya tidak ada yang cocok.
“Bapak, perlu kami sampaikan bahwa jika pasien  tidak segera mendapatkan donor darah. Tidak saja kondisi pasien yang terancam namun juga bayi yang dikandungnya. Kami menyarankan agar dilakukan operasi demi menyelamatkan mereka, sebelum terlambat.”
“Kami manut dokter saja.” Kata Nasrul  pasrah.
Selagi operasi dilakukan terhadap Oppy dan bayinya. Informasi keluarga Nasrul yang membutuhkan donor darah A+ Para Bombay disebarkan melalui berbagai media, facebook, twitter, WA, sms, dan media-media lainnya.
Bayi berhasil dikeluarkan dari rahim Oppy melalui operasi caesar. Ketika itu kandungan Oppy berumur tujuh bulan. Bayi tersebut lahir dengan bobot 2,32 Kg dengan tinggi 60, 89 cm. Kabar mengejutkan kembali datang. Saat ini kondisi Hana, bayi kecil yang baru lahir dalam kondisi kritis. Hana membutuhkan darah segera. Seperti ibunya, Hana mengalami anemia berat. Keadaan diperparah dengan tidak adanya kabar pertolongan pendonor darah. 
◌◌◌
Malam sudah larut. Nasrul berjalan melihat kondisi istri dan anaknya yang sedang kritis. Teramat sangat membutuhkan pertolongan. Menatap mereka membuat Nasrul menangis. Hana adalah anaknya yang keempat. Anaknya satunya yang berhasil lahir. Nasrul berharap Hana bisa melalui semua ini. Nasrul butuh pertolongan, dan siapa sebaik-baiknya pemberi pertolongan selain Allah. Maka malam itu ia tenggelamkan dirinya dalam doa-doa.
Cahaya matahari menembus ruang perawatan melalui jendela-jendela yang telah terbuka. Dokter sedang mengecek kondisi Oppy. Bangun dari tidur, Nasrul langsung menanyakan kondisi Oppy dan Hana pada dokter. Dokter hanya menggeleng, mengisyaratkan belum ada perkembangan.
“Pak Nasrul, apakah pasien Oppy memiliki saudara kandung?”
“Ada Dok, di kampug.”
“Bisakah anda bawa dia kemari. Bisa jadi golongan darahnya cocok dengan Oppy dan Hana.”
Saat itu juga Nasrul langsung menghubungi saudaranya di kampung. Adik Oppy, Nia, diminta untuk datang segera.
Serangkaian tes dilakukan. Hasilnya menunjukkan golongan darah mereka berbeda.
“Pak Nasrul, meski golongan darah Nia dan Hana berbeda. Kami akan berusaha memberikannya pada Hana. Ini adalah alternatif terakhir. Bisa jadi tubuh Hana bersedia menerima darah Nia bisa jadi juga tidak. Kami akan tetap berusaha lakukan yang terbaik. Jangan putus asa. Tetaplah berdoa dan serahkan semua pada-Nya.”
Nasrul pasrah ini adalah kesempatan terakhirnya. Apapun yang terjadi itu sudah jadi kehendak-Nya.
“Alhamdulillah, Pak Nasrul. Allah menolong Hana. Meskipun golongan darah Nia dan Hana berbeda. Tapi tubuh Hana bersedia menerimanya. Saat ini kondisi Hana berangsur-angsur membaik. Alhamdulilah.” Begitu ucap dokter ketika keluar dari ruang perawatan.
Kelegaan menyelimuti seluruh ruangan. Tak henti ucapan syukur terucap dari bibir-bibir mereka. Seperti harapan Nasrul dengan memberikan nama anaknya Hana yang berarti pertolongan dari Allah. Pertolongan Allah benar-benar datang.



0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Follow

Popular Posts

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Jejak Sajak Salamah | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com