Minggu, 27 April 2014

Buruh Migran Penerjemah Kitab

Ini adalah kisah nyata, kisah ini terinpirasi dari sebuah berita yang saya baca di situs Nu online. Semoga tulisan ini dapat menginspirasi terutama bagi santri nadliyin..


Buruh Migran Penerjemah Kitab

“Wamah?! Wamah?!”
“Iya Nyonya, sebentar.”
Secepat kilat ia lipat mukena yang tadi ia gunakan untuk salat magrib. Belum sempat mukena itu terlipat rapi, Nyonya besar datang masuk menerobos masuk kamar. Ia wanita berusia sekitar 40 tahun beramput pendek, berteriak marah karena Wamah tak kunjung datang memenuhi seruannya. Mukanya semakin merah padam demi melihat apa yang sudah Wamah lakukan.
“Sudah berapa kali aku bilang padamu. Jangan pernah sekalipun kau salat di rumahku. Kau tidak memenuhi seruanku hanya demi salatmu yang tak berguna ini?”
Nyonya Besar menendang sajadah yang masih tergelatak di lantai.
Astagfirullah.”
“Sebut saja Tuhanmu terus. Tuhanmu sama sekali tidak memberikan untung bagiku. Lihatlah aku justru rugi karena kau terusan menyembah Tuhamu, makan malamku jadi terlambat. Segera siapkan makan, aku lapar!”
***
Suara beep tanda seseorang diseberang sana telah membalas percakapan facebook telah membuyarkan lamunan Wamah.
Majikan tahu aktivitas Anda seperti itu? 
Pertanyaan sama, yang belum sempat Wamah jawab.
Mereka semua tahu karena buku atau kitab yang kubawa ke rumah dan ngaji malam. Majikan atau pemerintah tak melarang berorganisasi. Tapi majikan kadang tak suka pembantu salat seperti majikanku yang kedua. Akhirnya kucari gara-gara agar diterminate.
Diseberang sana seseorang yang mengaku bernama Alawi sedang mewawancarai Wamah. Ia mengaku sebagai wartawan situs online milik keorganisasian islam terbesar di Indonesia.
Maka Wamah pun mulai bercerita tentang kisahnya tentang pengalamannya di Hongkong sebagai buruh migram.
***
Namanya Umi Muawamah, seorang wanita buruh migran asal Indonesia berusia 40 tahun yang bekerja di Hongkong. Di negeri tirai bambu yang  sangat jarang ada mushola, perjuangannya baru saja di mulai. Berbekal ilmu ketika dulu nyantri  di Pesantren Darul Ulum, Selotumpuk Wlingi, Blitar. Wamah mulai menerjemahkan kitab-kitab kuning dalam bahasa Arab pegon ke dalam bahasa Indonesia. Banyak tenaga kerja wanita yang bekerja sebagai pembantu di negeri ini, tapi sangat jarang diantara mereka yang memahami berbagai hal tentang wanita sesuai yang diajarkan oleh agama. Sesuatu yang sebenarnya amat penting, seperti persoalan terkait haid, nifas, wiladah, hamil dan merawat bayi. Maka dari itu Wamah memilih memulai perjuangannya dengan menerjemahkan kitab Risalatul Mahidl karya Kiai Haji Masruhan Ihsan yang berisi tentang persoalan haid, nifas dll. Perjuangannya tidak berhenti di situ, selain menerjemahkan kitab ia juga aktif di organisasi Fatayat NU Imza, Al Fattah, Gabungan Migrant Muslim Indonesia,  Al Ikhlas Mujahidah Sabtu Hanghau,  Tahfidz Rintisan PCNU, mengajar ngaji online dan membantu anak yatim piatu.
Mudahkah perjuangan yang ia lakukan? Tidak juga. Meski pemerintah tidak melarang berorganisasi kesulitan itu justru hadir dari majikan, seperti yang ia alami di majikan keduanya. Alhamdulilah, di majikannya sekarang pekerjaan Wamah tidak cukup banyak dan lebih longgar karena ia hanya mengurusi nenek tua. Selain terjemahan kitab Risalatul Mahidl ada pula terjemahan dari kitab Mar’ah Sholikhah berisi panduan menjadi wanita sholihah. Dua kitab lainnya yaitu Washoya dan Adabul Mar'ati Sholihah masih dalam proses penerjemahan.
Muawamah merupakan sosok wanita inspiratif. Sosok santri yang berjuang dan mengamalkan ilmu bahkan sampai ke negeri orang. Di Hongkong, negeri yang jauh dari tanah kelahirannya Wamah justru merasakan berdakwah di Hongkong lebih mengena, cepat dirasakan, dan cepat diamalkan oleh para santrinya.
***
Biodata Penulis

Nama Noor Salamah. Lahir di Jepara tanggal 23 Juni 1994. Sekarang sedang menempuh pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Unnes. Ia juga sedang nyantri di Ponpes Durrotu Ahlissunnah Waljamaah yang letaknya tak jauh dari kampus Unnes. Bisa di hubungi melalui e-mail : salamah_chan@yahoo.com atau via Fb di Salma Van Licht.

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Follow

Popular Posts

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Jejak Sajak Salamah | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com