Rabu, 03 September 2014

Lillah Maka Takkan Lelah

Lillah Maka Takkan Lelah

فَبِآَيِّ ءَالآءِ رَبِّكُماَ تُكَذِّباَنِ
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Rizqi menutup Al Qur’an. Sejenak ia terdiam, merenungi sebuah kalimat yang terus diulang-ulang dalam surat yang baru saja selesai ia baca, Surat Ar Rahman. Kurang lebih tiga puluh satu kali kalimat itu di ulang.
Rizqi merasa bahwa begitu banyak kenikmatan yang Allah berikan padanya, nikmat Islam, nikmat iman, nikmat sehat, dan kenikmatan lain yang tak mampu ia jabarkan satu persatu.Rizqi bersyukur, mimpinya sedari semester dua kini telah terwujud. Menjadi Mahasiswa Prestasi Universitas Negeri Semarang Tahun 2014. Baginya semua tidak lepas dari doa dan dukungan orang-orang di sekitarnya.
            “Kang Rizqi..”
“Nggih pripun Kang?” Rizqi menoleh, menatap Ryan.
Mangkeh dalu saged nderek tampil sareng Addurrota?”
            “Ngih Kang Insyaallah, saged.
            “Oh ya, selamat ya Kang atas prestasinya menjadi Mapres. Semoga mberkahi jangan lupa syukurannya.” Ryan tersenyum menjabat tangan Rizqi.
“Insyaallah Kang, semoga karunia ini dapat membawa berkah bagi kita semua. Aamiin.”
Hari sudah sore. Rizqi melihat jam di dinding aula, jam 15.35 WIB. Saatnya ia pergi, berbagi ilmu dengan teman-temannya di English Rehearsel Club (ERC).
Assalamualaikum, saya Wahyu dari Pendidikan Geografi. Mas, boleh dong dibagi pengalamannya sehingga bisa menjadi Mapres. Apa sih tips dan triknya?”
Adik tingkat Rizqi itu terlihat begitu antusias menunggu jawaban dari Rizqi.
“Tips pertama, harus tau kriteria penilaian. Adapun yang termasuk dalam poin penilaian adalah IPK di atas 3,5, karya ilmiah, prestasi yang diunggulkan dan kemampuan bahasa Inggris. Tips kedua, maksimalkan potensi yang kamu miliki. Jika kamu pandai dalam menulis karya ilmiah, maksimalkanlah. Ikuti berbagai even guna mengasah kemampuan menulismu. Tips ketiga, jika kamu lemah dalam satu poin kriteria penilaian sebisa mungkin unggulkanlah poin yang lain. Keempat, berdoa. Jangan lupa selalu minta doalah pada orang tua terlebih Ibu. Karena berkat doa dan restu Ibulah insyaallah segala urusan akan dipermudah oleh Allah. Kelima, pinter ngatur niat. Masalah urusan niat, guru saya Abah Kiai M. Masrokhan pernah berkata, ‘Segala yang kita lakukan hendaknya diniatkan untuk nyari sangu akhirat’ maka insyaallah akan diberi kemudahan. Berbeda hasilnya, jika niat kita adalah untuk pamer kesombongan. Ada saja hal yang mencegah kita untuk meraih apa yang kita inginkan.”
Sosok Wahyu yang tersenyum senang, membawa Rizqi bercermin pada masa lalu. Wahyu serupa dengan Rizqi dahulu. Antusias, enerjik, dan penuh semangat berprestasi.
Rizqi terheran-heran. Di pandangnya sosok yang tak asing lagi baginya. Sosok itu, laki-laki berkulit putih, berwajah cerah, cukup tinggi dan memiliki suara yang khas. Rizqi tidak menemukan sosok itu dalam bingkisan peci hitam seperti yang selalu ia lihat tiap selasa sore. Rizqi menemukan sosok itu dalam padanan celana hitam, kemeja putih dengan rambut tersisir rapi. Dalam suasana berbeda, Rizqi menemukan sosok itu menjadi berbeda. Sosok itu tidak sedang duduk di balik meja kecil menjelaskan kitab I’dhotun Nasii’n. Sosok itu sedang menerangkan tentang konsep diri, salah satu materi yang diberikan dalam acara pelatihan yang sedang ia ikuti. Dialah Eko Heriyanto, senior Rizqi yang dulu pernah menjadi Mapres dan sekarang bekerja di LP3 Pusat Bahasa Unnes.
“Acara selanjutnya adalah sesi tanya jawab. Kami membuka satu termin yang terdiri dari tiga penanya. Silahkan bagi peserta yang ingin bertanya.” Ucap moderator. Serentak tangan-tangan teracung. “Silahkan kepada peserta yang duduk paling depan mengenakan batik biru.”
“Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan. Perkenalkan saya Mochamad Rizqi Adhi Pratama, mahasiswa jurusan Bahasa Inggris semester dua. Bisakah kakak bagi kepada kami tips dan trik agar bisa menjadi Mapres?” bukan bermaksud bertanya tentang hal yang klise, tapi memang pertanyaan itulah yang terlintas pertama kali di benak Rizqi.
Semenjak saat itu, Rizqi mulai terlibat diskusi serius dengan Eko. Seorang ustad di pondok pesantren tempat dia belajar yang juga senior Rizqi di kampus. Sosok Eko begitu Rizqi kagumi, ialah yang kemudian menginspirasi untuk terus berprestasi dunia dan akhirat.
 “Kang, masih ingat dengan saya?”
Perhatiannya kini beralih dari standart motor ke asal  suara. Parkiran pondok cukup sepi kala itu. Tak banyak orang disana. Hanya ada Rizqi dan sosok yang berdiri di  hadapannya. Rizqi rasa, sosok tersebut  tidak asing dalam ingatannya. Namun Rizqi lupa siapa namanya dan dimana mereka pernah bertemu.
“Saya Wahyu, mahasiswa Pendidikan Geografi semester dua yang juga salah satu santri pondok pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljamaah.”
“Ah iya saya ingat, kamu salah satu peserta ERC yang tadi nanya to?”
“Iya Kang, sebenarnya selain apa yang saya tanyakan tadi masih banyak ilmu yang pengen saya gali dari njenengan.
Monggo, tapi saya juga sedang menggali ilmu dari banyak orang.”
“Saya itu begitu heran dan terkagum-kagum sama njenengan. Dengan kesibukan kuliah dan kesibukan di pondok tapi njenengan tetap bisa terus berprestasi. Menjadi Kartono Terbaik FBS Unnes 2012, Papika, Mapres, Denok dan Kenang, Duta Wisata, Duta Bahasa, belum lagi njenengan juga pernah jadi santri berprestasi. Sungguh luar bisa. Lalu bagaimana njenengan ngatur waktunya? Dengan kesibukan yang tentu saja menyita banyak waktu dan tenaga. Tapi njenengan tetap bisa berprestasi dan berpartisipasi dalam kegiatan pondok. Sebenarnya apa sih kuncinya?”
“Kuncinya adalah lillah maka takkan lelah. Semuanya diniatkan untuk ibadah, mencari sangu di akhirat nanti. Insyaallah, jalan kita akan dimudahkan, fisik kita dikuatkan, mental kita di teguhkan. Bukankah Abah juga sering ngendika, tentang 3M : mau, mampu, dan menyempatkan.” Rizqi tersenyum, dalam hati ia berharap semoga apa yang ia capai saat ini, dapat  menginspirasi santri dan mahasiswa lain. Bahwa kuliah dan mondok tidak menjadi alasan untuk tidak bisa berprestasi. Lillah maka takkan lelah, itulah motto hidupnya.
***

Noor Salamah, lahir di Jepara. Sedang menempuh S1 Pendidikan Luar Sekolah Unnes dan nyantri di PP. Durrotu Ahlissunnah Waljamaah. Pernah meraih juara III even menulis surat untuk calon presidenku oleh Meta Kata.  Penulis dapat dihubungi melalui facebook: Salma van licht, e-mail di salamah_chan@yahoo.com, atau di 089668214948.

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Follow

Popular Posts

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Jejak Sajak Salamah | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com