Lillah Maka Takkan Lelah
“فَبِآَيِّ
ءَالآءِ رَبِّكُماَ تُكَذِّباَنِ”
“Maka
nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Rizqi
menutup Al Qur’an. Sejenak ia terdiam, merenungi sebuah kalimat yang terus
diulang-ulang dalam surat yang baru saja selesai ia baca, Surat Ar Rahman.
Kurang lebih tiga puluh satu kali kalimat itu di ulang.
Rizqi
merasa bahwa begitu banyak kenikmatan yang Allah berikan padanya, nikmat Islam,
nikmat iman, nikmat sehat, dan kenikmatan lain yang tak mampu ia jabarkan satu
persatu.Rizqi bersyukur, mimpinya sedari semester dua kini telah terwujud.
Menjadi Mahasiswa Prestasi Universitas Negeri Semarang Tahun 2014. Baginya
semua tidak lepas dari doa dan dukungan orang-orang di sekitarnya.
“Kang Rizqi..”
“Nggih
pripun Kang?” Rizqi menoleh, menatap Ryan.
“Mangkeh
dalu saged nderek tampil sareng Addurrota?”
“Ngih Kang Insyaallah, saged.”
“Oh ya, selamat ya Kang atas
prestasinya menjadi Mapres. Semoga mberkahi jangan lupa syukurannya.”
Ryan tersenyum menjabat tangan Rizqi.
“Insyaallah
Kang, semoga karunia ini dapat membawa berkah bagi kita semua. Aamiin.”
Hari
sudah sore. Rizqi melihat jam di dinding aula, jam 15.35 WIB. Saatnya ia pergi,
berbagi ilmu dengan teman-temannya di English Rehearsel Club (ERC).
“Assalamualaikum,
saya Wahyu dari Pendidikan Geografi. Mas, boleh dong dibagi pengalamannya
sehingga bisa menjadi Mapres. Apa sih tips dan triknya?”
Adik
tingkat Rizqi itu terlihat begitu antusias menunggu jawaban dari Rizqi.
“Tips
pertama, harus tau kriteria penilaian. Adapun yang termasuk dalam poin penilaian
adalah IPK di atas 3,5, karya ilmiah, prestasi yang diunggulkan dan kemampuan
bahasa Inggris. Tips kedua, maksimalkan potensi yang kamu miliki. Jika kamu
pandai dalam menulis karya ilmiah, maksimalkanlah. Ikuti berbagai even guna
mengasah kemampuan menulismu. Tips ketiga, jika kamu lemah dalam satu poin
kriteria penilaian sebisa mungkin unggulkanlah poin yang lain. Keempat, berdoa.
Jangan lupa selalu minta doalah pada orang tua terlebih Ibu. Karena berkat doa
dan restu Ibulah insyaallah segala urusan akan dipermudah oleh Allah. Kelima,
pinter ngatur niat. Masalah urusan niat, guru saya Abah Kiai M. Masrokhan
pernah berkata, ‘Segala yang kita lakukan hendaknya diniatkan untuk nyari
sangu akhirat’ maka insyaallah akan diberi kemudahan. Berbeda hasilnya,
jika niat kita adalah untuk pamer kesombongan. Ada saja hal yang mencegah kita
untuk meraih apa yang kita inginkan.”
Sosok
Wahyu yang tersenyum senang, membawa Rizqi bercermin pada masa lalu. Wahyu
serupa dengan Rizqi dahulu. Antusias, enerjik, dan penuh semangat berprestasi.
Rizqi
terheran-heran. Di pandangnya sosok yang tak asing lagi baginya. Sosok itu,
laki-laki berkulit putih, berwajah cerah, cukup tinggi dan memiliki suara yang
khas. Rizqi tidak menemukan sosok itu dalam bingkisan peci hitam seperti yang
selalu ia lihat tiap selasa sore. Rizqi menemukan sosok itu dalam padanan
celana hitam, kemeja putih dengan rambut tersisir rapi. Dalam suasana berbeda,
Rizqi menemukan sosok itu menjadi berbeda. Sosok itu tidak sedang duduk di
balik meja kecil menjelaskan kitab I’dhotun Nasii’n. Sosok itu sedang
menerangkan tentang konsep diri, salah satu materi yang diberikan dalam acara
pelatihan yang sedang ia ikuti. Dialah Eko Heriyanto, senior Rizqi yang dulu pernah
menjadi Mapres dan sekarang bekerja di LP3 Pusat Bahasa Unnes.
“Acara
selanjutnya adalah sesi tanya jawab. Kami membuka satu termin yang terdiri dari
tiga penanya. Silahkan bagi peserta yang ingin bertanya.” Ucap moderator. Serentak
tangan-tangan teracung. “Silahkan kepada peserta yang duduk paling depan
mengenakan batik biru.”
“Terima
kasih atas kesempatan yang telah diberikan. Perkenalkan saya Mochamad Rizqi Adhi Pratama,
mahasiswa jurusan Bahasa Inggris semester dua. Bisakah kakak bagi kepada kami tips
dan trik agar bisa menjadi Mapres?”
bukan bermaksud bertanya tentang hal yang klise, tapi memang pertanyaan itulah
yang terlintas pertama kali di benak Rizqi.
Semenjak
saat itu, Rizqi mulai terlibat diskusi serius dengan Eko. Seorang ustad di pondok
pesantren tempat dia belajar yang juga senior Rizqi di kampus. Sosok Eko begitu
Rizqi kagumi, ialah yang kemudian menginspirasi untuk terus berprestasi dunia
dan akhirat.
“Kang, masih ingat dengan saya?”
Perhatiannya
kini beralih dari standart motor ke asal suara. Parkiran pondok cukup sepi kala itu.
Tak banyak orang disana. Hanya ada Rizqi dan sosok yang berdiri di hadapannya. Rizqi rasa, sosok tersebut tidak asing dalam ingatannya. Namun Rizqi lupa
siapa namanya dan dimana mereka pernah bertemu.
“Saya
Wahyu, mahasiswa Pendidikan Geografi semester dua yang juga salah satu santri
pondok pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljamaah.”
“Ah
iya saya ingat, kamu salah satu peserta ERC yang tadi nanya to?”
“Iya
Kang, sebenarnya selain apa yang saya tanyakan tadi masih banyak ilmu yang
pengen saya gali dari njenengan.”
“Monggo,
tapi saya juga sedang menggali ilmu dari banyak orang.”
“Saya
itu begitu heran dan terkagum-kagum sama njenengan. Dengan kesibukan
kuliah dan kesibukan di pondok tapi njenengan tetap bisa terus
berprestasi. Menjadi Kartono Terbaik FBS Unnes 2012, Papika, Mapres, Denok dan Kenang,
Duta Wisata, Duta Bahasa, belum lagi njenengan juga pernah jadi santri
berprestasi. Sungguh luar bisa. Lalu bagaimana njenengan ngatur waktunya?
Dengan kesibukan yang tentu saja menyita banyak waktu dan tenaga. Tapi
njenengan tetap bisa berprestasi dan berpartisipasi dalam kegiatan pondok.
Sebenarnya apa sih kuncinya?”
“Kuncinya adalah lillah maka
takkan lelah. Semuanya diniatkan untuk ibadah, mencari sangu di akhirat nanti.
Insyaallah, jalan kita akan dimudahkan, fisik kita dikuatkan, mental kita di
teguhkan. Bukankah Abah juga sering ngendika, tentang 3M : mau, mampu,
dan menyempatkan.” Rizqi tersenyum, dalam hati ia berharap semoga apa yang ia
capai saat ini, dapat menginspirasi
santri dan mahasiswa lain. Bahwa kuliah dan mondok tidak menjadi alasan
untuk tidak bisa berprestasi. Lillah maka takkan lelah, itulah motto
hidupnya.
***
Noor Salamah,
lahir di Jepara. Sedang menempuh S1 Pendidikan Luar Sekolah Unnes dan nyantri
di PP. Durrotu Ahlissunnah Waljamaah. Pernah meraih juara III even menulis
surat untuk calon presidenku oleh Meta Kata.
Penulis dapat dihubungi melalui facebook: Salma van licht, e-mail di salamah_chan@yahoo.com, atau di 089668214948.
0 komentar:
Posting Komentar