Negeri
Saba itu adalah Indonesia
Oleh
Noor Salamah
Judul Buku : Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman
Penulis :
K.H.
Fahmi Basya
Penerbit : Zaytuna, Jakarta
Cetakan : ke-V, September 2013
Tebal :
VII + 251 Halaman
ISBN :
978-620-1835-13-5
Kata
Saba’ di dalam Alquran
disebut sebanyak tiga kali, dua di antaranya
terdapat
dalam surah An-Naml ayat 22 dan surah Saba’ ayat 15. Berbicara tentang
Negeri Saba’ tentu takkan terlepas dari kisah Nabi Sulaiman as bersama Ratu Bilqis, semut, dan
burung Hud-hud. K.H. Fahmi Basya menjelaskan bahwa sesungguhnya kisah Nabi
Sulaiman as
itu terjadi di Negeri Saba’. Lantas di manakah negeri itu berada? Dalam bukunya
yang berjudul Borobudur dan Peninggalan
Nabi Sulaiman, K.H. Fahmi menjelaskan bahwa Negeri Saba’ itu
tak lain adalah Indonesia.
Melalui
ilmu Matematika Islam, penulis berusaha menjelaskan mengapa Indonesia disebut
sebagai Negeri Saba’. Sebuah negeri yang digambarkan dalam Alquran sebagai negeri yang Baldatun
Toyyibatun. Ada 40 bukti eksak yang menandakan bahwa Indonesia adalah Negeri Saba’. Ke-40 bukti itu di antaranya adalah ditemukannya sebuah
plat emas dalam kolam di Istana Ratu Boko bertuliskan nama Tuhan yang Maha Tinggi.
Sesuai
firman Allah Surah An-Naml ayat 30. Banyak orang menyangka bahwa patung-patung di
Borobudur
dibuat dengan cara dipahat. Anggapan ini dibantah oleh penulis. Menurutnya
patung-patung itu dibuat dengan cara dibentuk seperti halnya membentuk mentega.
Ini terbukti dengan adanya beberapa relief rambut diplintir, patung dengan
jenggot terulur, mayang terurai serta batu gangsing. Dan yang menarik ada
sebuah relief yang menggambar seorang wanita sedang menyingsingkan kain, karena
ia mengira ia berjalan di atas
air.
Cerita
ini serupa dengan apa yang Allah firmankan dalam Surah An-Naml ayat 44. Di dekat daerah Candi Borobudur terdapat
sebuah daerah bernama Wonosobo yang dalam bahasa Jawa Kawi artinya Hutan Saba.
Bukti lain, adalah Indonesia yang terdiri dari 17.000 pulau jika diamati bentuk
Indonesia seperti tulang yang berserakan. Hal terjadi karena Negeri Saba pernah
mengalami sebuah banjir bandang sehingga menenggelamkan sebagian wilayahnya (Surah Saba ayat 16). Ayat ini juga menjelaskan bahwa
setelah banjir tumbuhlah sebuah buah yang pahit rasanya, yang sekarang kita
kenal dengan nama Majapahit. Nah, coba renungkan. Bukankah hanya Nabi
Sulaiman yang sangat erat hubungannya dengan nama-nama Jawa? Seperti Supardi,
Suparlan, Suparman, Suhendra, Sutrisno, Sukarno, Suharto? Nama itu diawali
dengan kata ‘Su’.
Dalam
bukunya, penulis
menyusun hipotesis itu berdasarkan pengolahan ilmu Matematika Islam dan firman-firman Allah
dalam Alquran.
Sangat sulit bagi orang awam untuk memahami Matematika Islam, ilmu ini mungkin tergolong baru.
Dengan berbagai perhitungan yang melibatkan ayat dan surat dalam Alquran, penulis mengotak-atiknya menjadi sebuah
rumusan sistem Balok Alquran.
Penulis
mengutip ayat-ayat sebagai dasar dari hipotesisnya. Ini baik, karena Alquran adalah penjelas tiap sesuatu dan
bahkan mengoreksi yang ada di hadapannya.
Ini bukan ilmu yang mudah, mengambil ayat dalam Alquran haruslah berhati0hati. Karena seringkali menimbulkan
multitafsir. Perlu ilmu yang dalam terutama dalam bidang Tafsir Alquran yang tidak boleh menggunakan pendapat sendiri (biro’yi). Hanya
Allah yang tahu kebenaran atas semua ini. Namun, kita sebagai bangsa Indonesia wajib
bersyukur karena dikaruniai negeri yang gemah ripah loh jinawi, baldatun
toyyibun wa Robbun ghofuur.
0 komentar:
Posting Komentar