Rabu, 09 Maret 2016
Bertahun-tahun setelah Bapak, Mas
Jahid dan Mas Huda pergi untuk selamanya. Hari ini di sela doa usai salat
gerhana matahari aku merasa rindu suasana keluarga samasa aku masih kecil, saat
masih duduk di bangku sekolah dasar. Semua keluarga masih utuh dan lengkap.
Meski Mas Mansur tidak tinggal serumah, tapi keceriaan tergambar jelas dari
wajah kami. Tak peduli meski rumah mirip kandang hewan. Tak peduli meski
ceracau, tangis dan amarah juga turut serta mewarnai rumah yang amat kecil ini.
Aku ingat ketika aku kecil dulu, ketika untuk pertama kalinya bapak mengajari
kami mengaji Al Qur’an, kami duduk berbaris menunggu giliran untuk disimak
bacaan kami. Hari-hari dimana aku, bapak dan ibu masih sering pergi ke pantai.
Hari-hari dimana bapak suka memboncengkan aku di sepeda ontel butut
kesayangannya. Hari-hari dimana aku tak perlu cemas berada di dekat Mas Akrom
dan Mas Chabib. Hari-hari dimana sahabatku tak perlu bingung serta takut ketika
ke rumahku. Hari-hari dimana aku masih gemar menangis berteriak kencang hingga
telinga semua tetangga bising karenanya. Hari-hari dimana segalanya terlihat
dan akan baik-baik saja. Aku benar-benar rindu masa dulu. Andai waktu bisa
terulang, andai cukup banyak kebaikan yang bisa aku lakukan untuk mereka yang
sudah tiada. Tapi waktu tak pernah bisa diulang, dan aku hanya mampu mengingat
mereka dan masa indah itu hanya sebatas kenangan saja. Ku harap, di alam sana
orang-orang yang aku sayangi tersenyum bahagia menatap kami yang ada di dunia
ini. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar