Senin, 22 Mei 2017

Holmes, Detektif Hebat Sepanjang Masa

             Pertama kali saya mengenal nama dektektif hebat Serlock Holmes ini justru ketika saya menonton serial anime Detektif Conan karya Aoyama Gosho. Berkat Conan itulah saya akhirnya tertarik dengan segala hal tentang misteri dan detektif. Mungkin saya agak terlambat untuk kagum pada detektif London yang tinggal di Jalan Beker ini, ketika sudah sejak lama sekali namanya terkenal bahkan Aoyama Gosho sendiri termasuk fans beratnya, ya hal itu terlihat jelas dari penamaan tokoh Conan yang sebenarnya diambil dari nama penulis buku Sherlock Holmes.

            Kembali pada tokoh Sherlock Holmes yang begitu memukau saya lewat deduksi, metode dan keakuratannya dalam menelaah kasus, sangat sulit membayangkan bahwa di dunia nyata ada orang yang mampu menyamai kemampuan Holmes. Novel setebal 740 yang sebenarnya merupakan kumpulan novel dan cerita Holmes membuat orang yang telat mengikuti Holmes seperti saya ini mampu mengikuti alur kehidupan Holmes. Cerita bermula dari pertemuan Dr. Watson dengan Sherlock Holmes yang terjadi tahun 1878. Dr. Watson merupakan seorang dokter bedah militer yang akhirnya pensiun akibat bahunya tertembak peluru yang menghancurkan tulang dan menyerempet arteri sublavianya. Pergi ke London untuk sebagai usaha memulihkan dirinya. Ketika ia bingung mencari penginapan murah ia akhirnya berkenalan dengan Sherlock Holmes. Mereka pun menjadi teman satu penginapan dan sahabat setia.
            Ada empat cerita besar dan beberapa cerita pendek yang terangkum dalam buku tebal ini. Beberapa diantaranya yaitu A Study in Scarlet, The Sign of Four, The Hounds of Baskerville, The Valley of Fear, dan His Last Bow yang terdiri dari beberapa cerita pendek yaitu Petualangan Wisteria Lodge, petualangan kotak kardus, petualangan lingkaran merah, petualangan makala rahasia kapal selam Bruce Pertington, Petualangan detektif sekarat, hilangnya Lady Frances Carfax, petualangan kaki iblis, dan sebuah episode tentang Sherlock Holmes.
            Setiap cerita menyajikan petualangan luar biasa. Ada roman, balas dendam, dan patriotisme. Di antara semua cerita itu yang paling berkesan bagi saya sendiri adalah A Study in Scarlet dan The Valley of Fear. Di dalam cerita a study in scarlet, saya dibuat terpukau oleh sosok Holmes yang eksentrik, metode penyelidikannya, kejeliannya. Ia mampu melihat petunjuk besar dari hal remeh. Mampu merekontruksi kejadian berdasarkan fakta secara akurat. Kemampuan-kempuannya begitu unik.
            Saya sampai tak habis pikir, sebenarnya otak Holmes itu seperti apa sampai bisa sluar biasa itu? yah, tapi ini ini fiksi bukan nyata. Dan seandainya sosok seperti Holmes hadir di dunia nyata, saya akan menyatakan sebagai fansnya. Soal otak sendiri, Holmes pernak mengungkapkan “Aku mempertimbangkan bahwa otak manusia seperti loteng kecil yang kosong dan Anda mengisi dengan furnitur yang Anda pilih. Orang bodoh memasukkan semua jenis kayu yang ia temukan ke dalam loteng, sehingga pengetahuan yang mungkin berguna baginya menjadi kacau. Sekarang seorang pekerja terampil akan sangat berhati-hati mengenai apa yang harus ia masukkan dalam loteng otaknya. Ia tidak akan mempunyai apa-apa kecuali alat-alat yang mungkin membantunya dalam mengerjakan pekerjaannya yang sangat beragam...karena itu sangat penting untuk tidak mempunyai fakta-fakta tidak berguna bukannya membuang fakta-fakta yang berguna,” (halaman 13). Itu adalah jawaban Holmes ketika ditanya sahabatnya Dr. Watson terkait ketidaktahuan Holmes tentang teori copernicus. Dan di sisi lain Holmes menyibukkan diri dengan penelitian tentang berbagai macam abu rokok terkenal, jenis tulisan dan kertas koran, maupuan penelitian kimia yang ia rasa akan berguna bagi pekerjaannya sebagai detektif. Satu hal positif dari sosok Holmes, adalah prinsip yang ia pegang dalam setiap penuntasan kasus. Bahwa ia tidak bekerja agar ia terkenal, meski banyak polisi di Scotland Yard menjadikan Holmes sebagai detektif konsultan. Ia bekerja demi dorongan hati, kebutuhan otaknya dan kenikmatan pribadinya. Justru ketika Holmes tidak memiliki masalah untuk dituntaskan otaknya akan memberontak, dan ia akan menyuntukkan kokain agar ia tetap semangat dan berpikir jernih. Hal itu sangat kontras dengan prilaku orang pada umumnya yang justru bersyukur hidupnya tak banyak masalah. Tapi itu Holmes, detektif paling eksentrik sepanjang masa yang hingga akhir hidupnya sepertinya ia tetap melajang.
            Meski petualangan Holmes begitu seru, dalam membaca novel ini ada beberapa kekurangan yang perlu dikoreksi lagi. Banyaknya kesalahan tanda baca, membuat pembaca kurang nyaman. Banyak sekali dialog tanpa penggunaan tanda petik, sampai saya bingung ini dialog atau narasi dan siapa ini yang bicara. Dan karena ini adalah novel terjemahan, maka tak mengherankan pula jika bahasa tidak bisa sehalus novel non terjemahan. Ah ya, ada satu lagi yang cukup membuat saya kecewa. Mengapa di dalam novel tebal ini tidak disertakan petualangan Holmes melawan Profesor Moriaty, padahal petualangan itulah yang saya tunggu-tunggu. Meski begitu, secara keseluruhan buku ini recomended buat dibaca. Apalagi untuk Anda yang mengaku Sherlockian atau yang penasaran dengan Sherlock Holmes, detektif hebat sepanjang masa ini.

Jepara, 21 Mei 2017


Identitas Buku
Judul               : Sherlock Holmes : The Collector’s edition of complet best novel
Penulis             : Sir Arthur Conan Doyle
Penerjemah      : Ismanto, Ahmadi Asnawi, Sutrisno dkk
Penerbit           : Indoliterasi, Yogyakarta
Tahun Terbit    : Cetakan I, 2015
Halaman          : viii+740 halaman
Ukuran                        : 15x23 cm
ISBN               : 978-602-1129-00-5

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Follow

Popular Posts

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Jejak Sajak Salamah | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com