Alhamdulillah, cerpen ini lolos dalam ajang lomba "Sayembara,I will survive" yang diadakan oleh inspirasi.co dan agen bondan prakoso. Meski tidak masuk dalam karya terbaik dan banyak terkomentari, setidaknya masuk dalam kategori paling banyak di share di media sosial dengan hadiah kaset CD lagu I will survive dan ttd bondan asli. Alhamdulillah.
Senin, 30 Desember 2013
Jumat, 20 Desember 2013
Minggu, 15 Desember 2013
Pesan dari Kaca Mata Pecah
Aku bukannya orang yang baik. Karena aku sering mengabaikan nikmat
Allah, melalaikan kasih sayang Ibu, seringkali aku mengeluh ini itu. peristiwa
pecahnya kacamataku pada tanggal 20 Februari menjadi teguran bagiku. Allah
sedang menegurku. Aku semestinya tidak terbawa emosi menanggapi pernyataan ibu
hingga aku berujar “Mungkin hal yang paling aku rindu adalah ziarah ke makam
bapak.” Aku salah. Dari pernyataan ini aku mengisyaratkan bahwa aku tak
merindukan orang lain termasuk ibu. Aku mengingkari nuraniku sendiri.
Kenyataannya ketika aku marah, lalu ibu tidak tidur sekamar denganku aku rindu
padanya aku menyesali kesalahannku. Tapi aku tak meminta maaf duluan, tapi aku
tak mengawali obrolan duluan. Aku anak yang durhaka, anak yang jahat. Hanya
karena ibu mengingatkanku pada dosa lamaku, maka aku marah. Semestinya aku
lebih bisa bersabar, sadar diri mungkin karena ibu tidak tau. Sore itu aku
menangis dalam kamar, hingga aku tanpa sengaja menginjak kaca mataku samapi
pecah. Pecahnya kaca mataku, berakibat pada pengeluranku yangbesar di bulan
ini. Biaya pondok, has, fotokopi buku ditambah kacamata. Uangku ludes. Tapi aku
tidak mau meminta uang pada keluargaku, keluargaku sendiri sedang kesulitan
dana karena masku akan menikah. Sampai saat ini dengan uang yang tersisa di
dompetku apakah aku mampu pulang dengan biaya sendiri tanggal 20 nanti untuk
menghadiri pernikahan masku ? entahlah akan seperti apa jadinya nanti, pokoknya
aku sudah janji akan pulang. Aku yakin dengan cara-Nya
Allah mencukupiku seperti dengan cara-Nya
pula Allah menegurku.
Daun yang Gugur Selalu Melahirkan Daun yang Baru
Daun yang Gugur Selalu Melahirkan Daun yang Baru, merupakan sebuah karya yang pernah saya ikutkan dalam lomba kisah inspirasi yang diadakan oleh inspirasi.co. Namun ketika pada tanggal 15 Desember, saya membuka situs tersebut dan ternyata saya belum beruntung. Saya harus ikhlas. Saya percaya semua ini pasti ada hikmahnya. Walau disaat kondisi keuangan saya saat itu benar-benar mepet. Uang di ATM tinggal 100 dan itu biaya hidup sampai uang BM turun, sedang uang BM turun tidak dapat dipastikan kapan turunnya. Saya belum membayar lunas uang ziarah pondok, saya belum membayar lunas kitab, saya belum membayar lunas ianah madin, dan masih banyak keperluan lainnya.
Di
sebuah senja ketika hujan turun rintik-rintik, aku berdiri termangu di depan
pintu. Menatap kosong kendaraan yang lalu lalang di depanku. Tapi sesungguhnya
pikiranku melayang jauh, mengikuti keranda yang membawa jenazah Ayahandaku
tercinta menuju ke pengistirahatan terakhirnya.
Ayahandaku
di usianya yang memasuki 64tahun meninggal karena tak sanggup lagi bertahan
dari penyakitnya, typus dan paru-paru. Kami anaknya berusaha membujuk
berkali-kali agar Ayah bersedia memeriksakan diri ke dokter, tapi beliau
menolak. Ayah tidak suka obat, Ayah tidak suka ke dokter dan Ayah tidak suka
berada di rumah sakit. Hingga suatu waktu di akhir bulan Ramadhan, ketika Ayah
usai berwudlu dan hendak mendirikan sholat Isya, Ayah terjatuh. Tubuhnya
lunglai, wajahnya pucat pasi, napasnya sulit. Kami segera menghubungi saudara
meminjam mobil untuk kami membawa Ayah periksa ke dokter. Sebelumnya Ayah tak
pernah mengungkapkan bahwa kondisi kesehatannya buruk. Ayah hanya mengaku
kelelahan, butuh istirahat. Selalu seperti itu ketika ditanya. Sakit yang
diderita Ayah memang tak begitu lama, semenjak Ayah jatuh hingga pada tanggal
16 Oktober 2008, Ayah menghembuskan nafas terakhirnya. Tapi cukuplah pukulan
itu keras mengahantamku. Ayahku yang begitu aku sayangi, Ayahku yang begitu aku
hormati, Ayahku yang sebagai pelindungku, Ayahku sebagai penopang hidup kami,
Ayahku yang begitu dekat di hatiku, kini telah pergi takkan pernah kembali.
Hujan
tak juga berhenti, rintik-rintiknya seolah turut bersimpati terhadapku. Angin
berhembus menerbangkan daun-daun tua nan kering dari pohon Mangga sehingga
daun-daun tersebut berguguran di halaman rumahku. Ku alihkan pandangan keatas
pohon, terlihat bibit daun yang masih muda berwarna coklat. Masih sangat muda.
Sebuah hukum kausalitas menyadarkanku. Sebagaimana daun yang gugur itu akan selalu
melahirkan daun yang baru, begitu pula dengan sebuah kematian yang akan
menimbulkan sebuah kelahiran. Ini sudah sunnatullah.
Kenyataan ini pula yang menuntutku untuk tidak lagi terpuruk meratapi kepergian
Ayah. Seperti halnya daun yang gugur sudah pasrah dan ikhlas menerima
kegugurannya, aku yakin Ayah pun demikian. Seperti halnya daun muda yang baru
lahir bersemangat menyambut dunia yang baru, aku pun yakin bayi yang di kandung
Mbak Ning pun demikian. Aku tak boleh mematahkan semangatnya dengan
keterpurukan diriku. Karenanya, untuknya, bersamanya aku harus bangkit. Akan
aku hadiahi kelahirannya dengan senyum termanisku. Tak boleh ada air mata
dihadapannya. Kelahiran selalu memunculkan harapan-harapan baru, membangkitkan
harapan lama yang tak terwujud, bersama kita akan wujudkannya.
Cinta Tak Terkatakan
Bunda
Sejuta
cintaku untukmu
Cintaku
yang sebagian besar tak mampu tuk terkatakan
Bunda
Melalui
engkau aku belajar tentang tulusnya mencintai
Melalui
engkau aku belajar tentang ikhlasnya berbagi
Melalui
engkau aku belajar tentang indahnya berkorban
Bunda
Engkau
rela bangun tengah malam demi diriku yang menangis kehausan
Engkau
timang-timang diriku
Engkau
dekap aku dalam pelukmu
Dan
engkau kecup aku dalam kasihmu
Bunda
meski tak sering aku berkata
Aku
sayang bunda
Namun
sungguh bunda
Sayangku,
cintaku padamu telah membekukan sendi-sendi lidahku
Hanya
dengan tatapan lembutmu sudah buatku luluh
Hanya
dengan elusan lembut tanganmu di kepalaku sudah buwatku meleleh
Bunda
Meski
tak banyak cinta ku terkatakan
Cintaku
padamu takkkan pernah sirna
Meski
tak banyak cinta ku terkatakan
Cintaku
padamu takkan pernah berhenti
Bahkan
hingga maut memisahkan aku denganmu
Cintaku
takkan pernah padam
Bunda Maafkanlah Daku
Tersadar aku bahwa jiwamu begitu lembutTersadar aku bahwa dalam setiap doamu selalu engkau sebut namakuTersadar aku bahwa cintamu padaku begitu murni nan suci
Bunda maafkanlah dakuMaafkanlah daku yang acap kali sakitimuLewat bibir ini yang dulu engkau suapi makananLewat tangan ini yang dulu engkau pegangi erat agar tak jatuhLewat kaki ini yang dulu engkau tuntun agar berada di jalan yang benar
Bunda maafkanlah dakuMaafkanlah dakuKan ku tebus segala dosaKan ku balas semua jasaMeski melalui hatimu yang lembut, engkau lebih dulu maafkankuMeski melalui cintamu yang murni lagi suci, engkau tak harapkan balas jasakuAku takkan bergemingKan ku tebus semua dosaKan kubalas semua jasa
Kan kubuwat engkau bahagia
Kamis, 05 Desember 2013
About Me
Assalamualaikum w.w.
Perkenankanlah saya untuk bercerita mengenai diri saya.
Noor Salamah
PLS
1201412046
1. Karakter saya
insyaAllah saya memilki karakter sebagaimana sifat-sifat yang akan saya jabarkan.
Jujur, bertanggung jawab, amanah, dapat dipercaya, intuitive, sensitive, rendah hati,
pemalu, peragu, masalah kepercayaan diri dan kedewasaan saya rasa saya masih labil. Cerdas ? saya rasa belum. Sebenarnya alangkah lebih bijak jika orang lain saja yang menilai karakter saya bagaimana. Semoga allah mengurangi karakter buruk saya dan memperkuat karakter baik saya. Amind..
2. Cita-cita
Saya bercita-cita menjadi seorang guru yang baik dunia dan akhirat yang mampu
memberikan sumbang sih kebaikan bagi orang lain. Saya juga bercita-cita ingin
menjadi seorang penulis. Penulis yang mampu menjadi inspirasi dan motivasi bagi
para pembacanya. Amind..
3. Motivasi kuliah di unnes
Pertama kali saya mengenal unnes dari kakak saya yang alumnus unnes tahun 2009.
Saat itu saya diarahkan untuk masuk Unnes dan kakak saya juga bercerita bahwa
didekat Unnes itu ada Pondok Pesantren. Saya jadi semakin bersemangat untuk
bias kuliah di UNNES. Kakak saya juga bercerita bahwa kuliah di UNNES itu tidak
terlalu mahal, orang-orang disana sederhana tapi cerdas dan kritis. Jadi kamu tidak
usah minder jika kuliah disana sedang kamu dari keluarga tidak mampu.
Orang-orang cukup religious jadi kamu jangan takut. Awalnya ibu tidak setuju
dengan alasan terlalu jauh, takut saya terjerumus pergaulan yang tidak benar dan
meminta saya kuliah di Universitas Muria Kudus yang notabene adalah swasta
dengan biaya kuliah yang tentunya lebih mahal. Ibu beranggapan bahwa jika saya
di kudus, jarak lebih dekat dan orang-orang disana terkenal kealimannya.
Tapi alkhamdulillah sekarang ibu sudah ridho dan sudah merasa cukup tenang
karena saya berada di UNNES dan di Pondok Pesantren Durrotu Ahli Sunnah
Waljamaah untuk menuntut ilmu dunia dan akhirat. Semoga bisa menjadi berkah.
Amind ..
1. Hubungan saya dengan teman dan orang tua
Teman : Akhamduillah baik, meski tak dapat dipungkiri tentu ada sebagian yang
membenci saya. Karena dicintai dan dibenci merupakan hal yang wajar.
Orang tua : jujur saja hubungan saya dengan orang masih belum stabil, terkadang
bisa sangat akur dan harmonis tapi tiba suwatu waktu kami menjadi tidak akur,
tidak harmonis, dan saling diam. Terka itu disebabkan oleh masalah sepele dan
kesalah pahaman. Tapi biasanya hal itu tidak bisa berlangsung lama. Jika emosi
kita satu sama lain sudah cukup tenang dan stabil, kami akan akur dan baikan kembali.
4. Hal negative pada diri saya
Saya orangnya peragu, selalu tidak yakin dengan apa yang saya putuskan,
terlebih jika itu menyangkut permasalahan orang banyak. Dibenak saya selalu terpikir,
apakah ini benar ? apakah ini baik ? saya merasa sifat ini sangat menggangu,
menjadikan saya kurang respektif, lamban dalam berfikir dan bertindak, dan membuang-buang waktu.
Saya suka menawarkan tanggung jawab kepada orang lain, jika sekiranya tidak
kepepet. Saya akan membiarkan orang lain mendapatkan itu.
Misalnya saja sebagai ketua. Tapi meskipun secara de facto tidak menjadi ketua,
saya tetap menjalankan kewajiban saya dan peduli pada permasalahan kelompok
saya. Saya siap membantu jika saya rasa saya memang mampu. Pada dasarnya saya tidak ingin secara de facto memikul tanggung jawab besar yang akan dimintai pertanggung jawabanya di akhirat nanti. Saya masih harus belajar untuk bisa jadi pemimpin yang baik.
Pemalu. Pada dasarnya saya orangnya pemalu. Jika ada orang yang beranggapan
bahwa saya orangnya tidak pemalu, tapi percaya diri dan pemberani. saya rasa itu
kurang tepat. Memang disuatu waktu saya bisa mengabaikan sifat pemalu saya dengan
lebih menonjolkan sifat cuek dan kenekatan saya. Artinya saya masih belum stabil untuk
menjaga keberanian dan kepercayaan diri saya.
Cenderung memakai intuisi. Jika saya menghadapi suatu permasalahan dalam hidup
saya, atau saya akan memutuskan suatu hal. Saya cenderung memakai intuisi.
Saya akan merenung, menenangkan diri, melihat perubahan-perubahan yang terjadi
disetiaphari yang saya lalui untuk menunggu petunjukNya.
Imajinative. Saya suka berimajinasi dan berhayal tentang suatu hal. Ini melemahkan
saya. Membuat saya sulit membedakan yang nyata dan yang tidak. Ada dua
kemungkinan jika saya sedang berimajinasi. Pertama saya berimajinasi karena
didorong oleh suatu harapan dan kedua saya berimajinasi karena didorong oleh
ketakutan saya. Jika imaji saya sudah melayang jauh, akan sulit bagi saya untuk
menghentikannya. Mengembalikan pikiran saya kembali ke alam rasionalitas.
Butuh ketenangan dari doa-doa dan fikiran positive untuk hati dan pikiran saya tak
bergejolak lagi.
Sebenarnya masih banyak hal negative lagi yang ada pada diri saya yang tentunya
tak dapat saya jabarkan satu persatu. Maka biarlah waktu yang akan mengungkapkan siapa diri saya dengan kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri saya.
5. Mind Map tentang diri saya
a. Umur 22
Dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat
Lulus S1 pendidikan luar sekolah dengan memperoleh IP dengan cumlaude
Memperoleh pengalaman dari berorganisasi yang dapat bermanfaat dunia
dan akhirat bagi diri saya sendiri, orang lain, agama, bangsa dan Negara.
Menjadi ustadzah yang cakap dan bisa jadi tauladan
Menjadi public speaker yang baik
b. Umur 25
Sudah menjadi guru yang baik, Trainer, Penulis, Public speaker, motivator.
Saya berharap pekerjaa-pekerjaan tersebut dapat menjembatani saya menuju
kesuksesan dunia dan akhirat dengan memperoleh ridho dariNya.
c. Umur 27
Sudah menikah dengan orang pilihanNya, yang saya cintai, yang mencintai saya,
yang mencintai keluarga saya, yang dicintai keluarga saya, yang baik bagi saya,
kehidupan saya, bagi keluarga saya, agama saya, bangsa saya dan Negara saya.
Dan saya baginya adalah seorang wanita yang baik baginya, dicintainya, dan dicintai
keluarganya. Menjadi istri yang sholehah.
d. Umur 34
Mampu menjadi istri dan ibu sholehah. Yang bisa mendidik anak-anak dengan
penuh cinta, iman dan ilmu.
Bersama dengan ibu, dan suami berangkat haji bersama ke tanah suci Makkah.
e. Umur 45
Sukses dengan usaha “Moeslim Modelling School”
Untuk umur selanjutnya saya cuma berharap bahwa keluarga saya bisa menjadi
keluarga yang sakinnah mawaddah warrohmah selamanya sampai maut menjemput,
melihat anak dan cucu hidup sukses dan bahagia.menikmati peran saya sebagai ibu,
istri, guru dan penulis. Membiarkan karya-karya saya hidup abadi denagn cerita dan
kenangan. Dan tibalah pada waktu saya akan berpulang saya berdoa semoga saya
diperkenankan menjadi salah seorang golongan orang-orang yang beruntung yang
diperkenankan olehNya memasuki surgaNya. Amind ..
Perkenankanlah saya untuk bercerita mengenai diri saya.
Noor Salamah
PLS
1201412046
1. Karakter saya
insyaAllah saya memilki karakter sebagaimana sifat-sifat yang akan saya jabarkan.
Jujur, bertanggung jawab, amanah, dapat dipercaya, intuitive, sensitive, rendah hati,
pemalu, peragu, masalah kepercayaan diri dan kedewasaan saya rasa saya masih labil. Cerdas ? saya rasa belum. Sebenarnya alangkah lebih bijak jika orang lain saja yang menilai karakter saya bagaimana. Semoga allah mengurangi karakter buruk saya dan memperkuat karakter baik saya. Amind..
2. Cita-cita
Saya bercita-cita menjadi seorang guru yang baik dunia dan akhirat yang mampu
memberikan sumbang sih kebaikan bagi orang lain. Saya juga bercita-cita ingin
menjadi seorang penulis. Penulis yang mampu menjadi inspirasi dan motivasi bagi
para pembacanya. Amind..
3. Motivasi kuliah di unnes
Pertama kali saya mengenal unnes dari kakak saya yang alumnus unnes tahun 2009.
Saat itu saya diarahkan untuk masuk Unnes dan kakak saya juga bercerita bahwa
didekat Unnes itu ada Pondok Pesantren. Saya jadi semakin bersemangat untuk
bias kuliah di UNNES. Kakak saya juga bercerita bahwa kuliah di UNNES itu tidak
terlalu mahal, orang-orang disana sederhana tapi cerdas dan kritis. Jadi kamu tidak
usah minder jika kuliah disana sedang kamu dari keluarga tidak mampu.
Orang-orang cukup religious jadi kamu jangan takut. Awalnya ibu tidak setuju
dengan alasan terlalu jauh, takut saya terjerumus pergaulan yang tidak benar dan
meminta saya kuliah di Universitas Muria Kudus yang notabene adalah swasta
dengan biaya kuliah yang tentunya lebih mahal. Ibu beranggapan bahwa jika saya
di kudus, jarak lebih dekat dan orang-orang disana terkenal kealimannya.
Tapi alkhamdulillah sekarang ibu sudah ridho dan sudah merasa cukup tenang
karena saya berada di UNNES dan di Pondok Pesantren Durrotu Ahli Sunnah
Waljamaah untuk menuntut ilmu dunia dan akhirat. Semoga bisa menjadi berkah.
Amind ..
1. Hubungan saya dengan teman dan orang tua
Teman : Akhamduillah baik, meski tak dapat dipungkiri tentu ada sebagian yang
membenci saya. Karena dicintai dan dibenci merupakan hal yang wajar.
Orang tua : jujur saja hubungan saya dengan orang masih belum stabil, terkadang
bisa sangat akur dan harmonis tapi tiba suwatu waktu kami menjadi tidak akur,
tidak harmonis, dan saling diam. Terka itu disebabkan oleh masalah sepele dan
kesalah pahaman. Tapi biasanya hal itu tidak bisa berlangsung lama. Jika emosi
kita satu sama lain sudah cukup tenang dan stabil, kami akan akur dan baikan kembali.
4. Hal negative pada diri saya
Saya orangnya peragu, selalu tidak yakin dengan apa yang saya putuskan,
terlebih jika itu menyangkut permasalahan orang banyak. Dibenak saya selalu terpikir,
apakah ini benar ? apakah ini baik ? saya merasa sifat ini sangat menggangu,
menjadikan saya kurang respektif, lamban dalam berfikir dan bertindak, dan membuang-buang waktu.
Saya suka menawarkan tanggung jawab kepada orang lain, jika sekiranya tidak
kepepet. Saya akan membiarkan orang lain mendapatkan itu.
Misalnya saja sebagai ketua. Tapi meskipun secara de facto tidak menjadi ketua,
saya tetap menjalankan kewajiban saya dan peduli pada permasalahan kelompok
saya. Saya siap membantu jika saya rasa saya memang mampu. Pada dasarnya saya tidak ingin secara de facto memikul tanggung jawab besar yang akan dimintai pertanggung jawabanya di akhirat nanti. Saya masih harus belajar untuk bisa jadi pemimpin yang baik.
Pemalu. Pada dasarnya saya orangnya pemalu. Jika ada orang yang beranggapan
bahwa saya orangnya tidak pemalu, tapi percaya diri dan pemberani. saya rasa itu
kurang tepat. Memang disuatu waktu saya bisa mengabaikan sifat pemalu saya dengan
lebih menonjolkan sifat cuek dan kenekatan saya. Artinya saya masih belum stabil untuk
menjaga keberanian dan kepercayaan diri saya.
Cenderung memakai intuisi. Jika saya menghadapi suatu permasalahan dalam hidup
saya, atau saya akan memutuskan suatu hal. Saya cenderung memakai intuisi.
Saya akan merenung, menenangkan diri, melihat perubahan-perubahan yang terjadi
disetiaphari yang saya lalui untuk menunggu petunjukNya.
Imajinative. Saya suka berimajinasi dan berhayal tentang suatu hal. Ini melemahkan
saya. Membuat saya sulit membedakan yang nyata dan yang tidak. Ada dua
kemungkinan jika saya sedang berimajinasi. Pertama saya berimajinasi karena
didorong oleh suatu harapan dan kedua saya berimajinasi karena didorong oleh
ketakutan saya. Jika imaji saya sudah melayang jauh, akan sulit bagi saya untuk
menghentikannya. Mengembalikan pikiran saya kembali ke alam rasionalitas.
Butuh ketenangan dari doa-doa dan fikiran positive untuk hati dan pikiran saya tak
bergejolak lagi.
Sebenarnya masih banyak hal negative lagi yang ada pada diri saya yang tentunya
tak dapat saya jabarkan satu persatu. Maka biarlah waktu yang akan mengungkapkan siapa diri saya dengan kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri saya.
5. Mind Map tentang diri saya
a. Umur 22
Dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat
Lulus S1 pendidikan luar sekolah dengan memperoleh IP dengan cumlaude
Memperoleh pengalaman dari berorganisasi yang dapat bermanfaat dunia
dan akhirat bagi diri saya sendiri, orang lain, agama, bangsa dan Negara.
Menjadi ustadzah yang cakap dan bisa jadi tauladan
Menjadi public speaker yang baik
b. Umur 25
Sudah menjadi guru yang baik, Trainer, Penulis, Public speaker, motivator.
Saya berharap pekerjaa-pekerjaan tersebut dapat menjembatani saya menuju
kesuksesan dunia dan akhirat dengan memperoleh ridho dariNya.
c. Umur 27
Sudah menikah dengan orang pilihanNya, yang saya cintai, yang mencintai saya,
yang mencintai keluarga saya, yang dicintai keluarga saya, yang baik bagi saya,
kehidupan saya, bagi keluarga saya, agama saya, bangsa saya dan Negara saya.
Dan saya baginya adalah seorang wanita yang baik baginya, dicintainya, dan dicintai
keluarganya. Menjadi istri yang sholehah.
d. Umur 34
Mampu menjadi istri dan ibu sholehah. Yang bisa mendidik anak-anak dengan
penuh cinta, iman dan ilmu.
Bersama dengan ibu, dan suami berangkat haji bersama ke tanah suci Makkah.
e. Umur 45
Sukses dengan usaha “Moeslim Modelling School”
Untuk umur selanjutnya saya cuma berharap bahwa keluarga saya bisa menjadi
keluarga yang sakinnah mawaddah warrohmah selamanya sampai maut menjemput,
melihat anak dan cucu hidup sukses dan bahagia.menikmati peran saya sebagai ibu,
istri, guru dan penulis. Membiarkan karya-karya saya hidup abadi denagn cerita dan
kenangan. Dan tibalah pada waktu saya akan berpulang saya berdoa semoga saya
diperkenankan menjadi salah seorang golongan orang-orang yang beruntung yang
diperkenankan olehNya memasuki surgaNya. Amind ..
Langganan:
Postingan (Atom)
Follow
Popular Posts
-
Kritik Pendidikan Dalam Novel Rindu Judul Buku : Rindu Karya : Tere Liye Penerbit : Re...
-
Hidup itu pilihan. Kita boleh memilih A juga boleh memlih B, tapi bagaimana jika aku memutuskan bahwa aku memilih A juga memilih B? Sulit ...
-
Kajian Interaktif Berpikir Logis dan Agamis Hukum Puasa Daud Kita mengenal banyak jenis puasa sunnah, ada puasa senin kami, puasa ...
-
Rufaidah, Teladan Juru Rawat Islam Buku ini mengisahkan tentang sosok wanita bernama Rufaidah. Seorang perawat muslim pertama di zamanny...
-
Teringat dulu ketika aku masih bersekolah di SMP N 5 Jepara, dimana disitu ada pelajaran ukir. Setiap pertemuan kami diminta untuk membuat ...
-
Sebenarnya buku ini sudah sering aku lihat rak perpustakaan daerah Jepara. Namun entah mengapa aku belum tersentuh untuk membacanya, b...
-
Memaknai Kartini di Era Globalisasi “Habis gelap terbitlah terang,” quotes itu begitu terkenal dan melekat erat dengan sosok Kartini....
-
Prularisme dalam Novel Dua Ordo Karya Hermes Dione adalah karya risensi pertama saya. Sebelumnya saya belum pernah merisensi buku. Iseng m...
-
اِنَّ صَلاَ تِى وَنُسُكِى وَمَحْيَايَ وَمَمَا تَى الِلهِ رَبِّ العَا لَمِيْنَ Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku han...
-
BUKU TERBIT EVENT SURAT UNTUK CAPRESKU mulai tanggal 10 April s/d 20 April 2014 ======================================== Judul: Kepada...