Kamis, 13 Maret 2014

Dhomir Allah Menggunakan “NAHNU” (Kami)?

“Mengapa beberapa ayat dalam Al-quran, kata ganti asma Allah sering menggunakan kata Nahnu (kami)? Bukankah kata “Nahnu” menunjukkan arti jamak? Apakah tidak terkesan bahwa Allah itu berjumlah banyak?

Jawaban:

Tidak! Itu merupakan suatu pengertian yang salah kaprah.
Menurut Ustadzah Dzirwatul, Al-quran merupakan pusat dari sastranya bahasa Arab. Al-quran merupakan firman-firman Allah yang banyak menggunakan kata-kata sastra di dalamnya, dalam ilmu nahwu itu dinamakan “Ilmu Balaghoh”, suatu ilmu yang menjelaskan tentang berbagai macam majas.
Domir “Nahnu” di dalam Al-quran sendiri untuk memaknainya bergantung pada konteks ayatnya. “Nahnu” dalam Al-quran menunjukkan konsep Hablumminannas atau hubungan Allah kepada manusia. Kata “Nahnu” merupakan Majas Mursal.
Contohnya “rezeki”, Allah menurunkan rezeki kepada setiap manusia tidak langsung ke manusia, tetapi melewati perantara yaitu satu orang ke orang lain. Misalnya pedagang, dia mendapat rezeki dari siapa? Dari Allah swt tentunya, tetapi ada perantaranya yaitu pembeli.
Disini sudah jelas bahwa kata “Nahnu” dalam Al-qur’an bukan semata-mata berarti “jamak” atau memiliki arti bahwa Allah itu lebih dari satu, tetapi kata kami mempunyai arti bahwa Allah itu memiliki kuasa atas segala sesuatu yang ada di dunia ini, bahwa Allah itu bersifat Qudroh yaitu “kuasa”. Bukan berarti Allah lemah atau Allah membutuhkan bantuan orang lain, tetapi Allah berkuasa untuk memberikan kesempatan kepada setiap manusia agar melakukan perbuatan baik. Agar mereka saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. (Khamerer Nebti)

#Sumber Buletin Embun PP. Durrotu Ahlissunnah Waljamaah, situs resmi http://durrotuaswaja.com/



0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Follow

Popular Posts

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Jejak Sajak Salamah | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com