“Eh
liat nih status terbarunya Kak Alfian. Loe tau guys, Kak Alfian
baru aja putus ama Kak Vega,” Sasty berteriak heboh kepada teman-temannya. “Nih
liat statusnya, juga perubahan hubungannya di-Fb.” Sasty menyodorkan blackberry
ke arah teman-temannya.
“Berakhir
sudah jalinan cinta yang sudah kita rajut bersama. Kamu tinggalkan aku, dengan
menyisakan sekeping hati yang retak, kenangan dan kesendirian. Ahh hati, begitu
rapuhnya dirimu karena cinta.” Begitu bunyi status Kak Alfian yang dibaca
keras-keras oleh Dea. Sasty and the gank terdiam mendengarkan
penuturan Dea. Usainya, ada beragam
respon dari mereka.
“Kak
Vega pasti nyesel udah mutusin Kak Alfian. Kak Alfian kan cakep, keren,
populer, smart. Apa coba yang kurang?” Protes Intan.
Dea
menimpali.
“Mungkin
kurang kaya, setidaknya bagi Kak Vega. Loe tau sendiri kan Kak Vega kayak apa?
Meski cantik, seksi dan populer tapi dia juga,”
“MATRE!”
seru yang lain keras sekali, hingga beberapa teman lain yang juga sedang berada
di kantin menoleh tidak suka pada mereka.
“Ahh
ini kesempatan gue untuk ngegaet Kak Alfian, Loe semua kudu dukung gue lho.”
Sasty terlihat bersemangat sekali. Ada kesempatan menggaet cowok idaman kenapa
tidak dimanfaatkan?
***
Semenjak
terdengar kabar bahwa Alfian putus dengan Vega. Alfian langsung menjadi
perebutan banyak cewek, termasuk Sasty. Sasty gadis yang menginjak remaja
tersebut tak ubahnya seperti gadis remaja lain di SMA Batarayudha yang menjadi fans
berat Alfian. Alfian merupakan salah satu atlit andalan sekolah dalam olahraga
lempar lembing. Perawakannya gagah, memiliki otot-otot yang kuat dan kekar,
dadanya bidang, wajahnya persegi, rambutnya selalu rapi. Selain sebagai atlit
lempar lembing SMA ia juga seorang pemusik dan aktivis. Ia bukan siswa bodoh di
kelas, ia bahkan tergolong cerdas. Oleh karenanya Alfian masuk dalam salah satu
deretan pacar idaman. Sasty sendiri berusaha berbagai cara agar ia memperoleh
perhatian Alfian. Salah satu caranya yaitu dengan memanfaatkan jejaring sosial,
facebook. Sasty selalu update kabar berita facebook tentang
Alfian, hampir di setiap aktifitas Alfian di facebook, selalu ada Sasty
disana. Status, foto, catatan, kiriman, halaman yang disukai, dan aktifitas
lain di facebook selalu ada Sasty didalamnya.
Suatu
ketika Alfian membuat status.
Alfian Candra Adiguna : Boring. Butuh teman. Pengen
refreshing. Ada yang mau menawarkan diri menemaniku refresing?
Tak
lama ada komentar masuk.
Sasty Safitry : Sasty siap nemenin
Kak Alfian refreshing, kapanpun dan dimanapun asalkan bersama kakak J
Luxziana Maradilla : Mending jalan ma gue. Nanti
kakak gue ajak ke tempat nongkrong dan tempat makan favoritku. Gue yang traktir
deh..
Nino Febrian : Gan, weekend
ini gue, Brian ama Faris bakal muncak ke
Gunung Bromo. Loe mau ikut?
Alfian Candra Adiguna : Sasty dan Luxzi_tawaran yang menarik,
tpi mungkin lain kali saja J. Nino_gue terima tawaran loe. Thanks gan.
Sasty
terpaksa menelan kekecewaan. Akhir pekan ini Kak Alfian akan pergi muncak ke
Gunung Bromo bersama Nino, kakak Dea. Menyebut nama Nino dan Dea, Sasty
terpikirkan suatu ide. Ia lantas sms Dea.
To : Deandut
Gue denger kakak Loe akhir
pekan ini mau muncak ke Gunung Bromo bareng sama Kak Alfian. Eh gue lobby-in
kakak loe dong, gue juga mau ikut.
Send..
Tak
lama sms balasan Dea masuk.
From : Deandut
Masak Kak Alfian juga ikut? Gue
tau kalau Bang Nino bakal muncak ke Gunung Bromo, tapi gue enggak tau kalau
kalau Kak Alfian ikut juga. Entar deh gue usahain.
To : Deandut
Thanks Honey ;)
Sasty
menungggu kabar dari Dea dengan perasaan harap-harap cemas. Ia sangat berharap
Nino memperbolehkannya ikut serta. Bisa jadi ini menjadi kesempatannya pedekate
dengan Alfian.
***
Malam
sudah larut. Sasty masih belum bisa terpejam. Khayalannya sibuk berkelana
membayangkan dirinya akan muncak bersama dengan Alfian. Sasty tersenyum-senyum
sendiri membayangkannya. Ia meraih blackberry
miliknya, membuka aplikasi facebook dan memposting sebuah status.
Sasty Safitry : Enggak sabar menanti hari esok ;)
Tak
lama Dea memberi komentar.
Deandut Mendut : Sorry Sas, acara besok di cancel ;(
Sasty Safitry : Apa? Kenapa?
Deandut Mendut : Gara-gara Gunung kelud meletus malam
ini.
Sasty Safitry : Tapi kan Bromo ama Kelud jauhan.
Kenapa gara-gara Kelud perjalanan kita dibatalin?
Lama
tak ada balasan dari Dea, sepertinya Dea sudah offline. Sebagai
pelampiasan dari kekesalannya, Sasty pun memposting sebuah status baru.
Sasty Safitry : Bete. Kenapa Kelud mesti meletus
disaat gue besok mau pergi sih?! Acara gue jadinya di-cancel deh.
Nyebelin!
Sementara itu di rumah Dea, Dea sedang ngobrol dengan abangnya Nino.
“Bang,
Bromo dan Kelud kan jauhan kenapa acara kita besok mesti batal sih?” mendengar
pernyataan adiknya itu Nino cuma tersenyum, sebenarnya ingin tertawa.
“Loe
sih keseringan fb-an ampe enggak pernah nonton berita.” Dikatakan seperti itu
Dea cuma nyengir kuda. “Meski Kelud dan Bromo itu berjauhan tapi efek dari
letusan Gunung Kelud itu menyebar hampir di seluruh daerah Jawa Timur dan
beberapa daerah di Jawa Tengah dan DIY. Gunung Kelud yang tingginya kurang
lebih seribu tujuh ratusan meter di atas permukaan laut itu meletus pukul
sebelas kurang sedikit memuntahkan lahar panas, lontaran abu dan kerikil hingga
radius puluhan kilometer. Lha wong¸orang-orang pada ngungsi demi
keselamatan kok kita malah mendekat hanya untuk bersenang-senang. Abang juga
enggak mau perjalanan kita tidak nyaman dan terlalu banyak ambil resiko dengan
mendaki diwaktu yang tidak tepat.” Dea menyimak penuturan Nino, Dea membenarkan
ucapan Abangnya ini. “Sudah malam, sana loe tidur nanti loe bangun kesiangan
lagi.” Dea keluar dari kamar abangnya dengan benak penuh tanya.
Gue
mau searching tentang Kelud ah, penasaran gue.
Batin
Dea dalam hati. Dea kemudian masuk ke kamar, menyalakan laptop lalu memasang
modem. Tangannya sibuk menulis key word pencarian, berita-berita ia
baca, video-video ia tonton. Hatinya tiba-tiba terenyuh melihat semuanya.
Begitu susah mereka. Ada perasaan ingin membantu yang timbul dari hati Dea, ia
ingin meringankan beban mereka. Ide inilah yang kemudian mendorong Dea kembali
ke kamar Nino.
“Tok
tok tok, Abang udah tidur belum?” Seru Dea dari luar pintu. Pintu terkuak dari
dalam.
“Belum,
ada pa Dea?” Nino menjauhkan handphone dari telinganya dan menatap Dea.
“Dea,
punya usul. Gimana kalau acara muncak ke Bromo kita ganti acara penggalangan
dana untuk korban Kelud? Dea masih ada tabungan sedikit, buku-buku bekas layak
baca dan baju-baju bekas layak pakai. Gimana menurut Abang?” Nino melongo
mendengar ucapan adiknya, adiknya yang dulu cuek, kerjaannya cuma facebook-an
kini bisa lebih peduli pada lingkungan sekitar, dengan aksi nyata pula. Nino
berdecak kagum dalam hati.
“Idemu
bagus. Abang setuju. Nanti kita minta bantuan tetangga sekitar, sanak kerabat,
teman dan orang yang kita kenal atau bahkan minta di jalan kalau perlu. Lebih
seru lagi, kalau bantuan itu kita salurkan langsung, kita ikut ke tempat
pengungsian. Nanti Abang yang atur, Abang juga yang bakal ngehubungin Brian,
Faris, Rahmi, Tika dan Alfian buat minta bantuan mereka.”
“Terima
kasih Bang, Dea balik ke kamar dulu. Mau nyiap-nyiapin apa yang Dea mau
sumbangin. Daah Abang ..”
***
Hati
Sasty sakit, kecewa jengkel juga cemburu menyaksikan foto-foto Dea terlihat
bersama dengan Alfian. Foto-foto itu di unggah oleh Tika pacar Nino dengan
me-ngetag akun facebook milik Nino, Dea, Alfian, Brian, Faris dan Rahmi,
semua orang yang berencana muncak ke Bromo tapi ternyata di batalkan. Semua ada
kecuali dirinya, dan yang membuatnya jengkel kenapa Dea tidak mengajaknya turut
serta. Kenapa Dea tidak paham betapa ingin ia jalan bareng Alfian? Padahal Dea
adalah sahabatnya, sahabat dekatnya. Kenapa Dea mengecewakannya? Melihat
fotonya ketika bersama Alfian, hatinya terbakar cemburu. Di foto itu terlihat
Dea sedang menuangkan kuah di mangkuh salah satu pengungsi yang mengantri di
depannya, sementara itu tak jauh dari Dea terlihat Alfian sedang membagi nasi
pada pengungsi. Mata mereka bertatapan, sepertinya foto ini diambil ketika
mereka sedang bercanda di tengah kesibukan membagi makanan pada pengungsi.
Belum reda cemburu dan amarah di hati Sasty, sebuah status masuk di berandanya.
Status milik Alfian.
Alfian Candra Adiguna : Terima kasih Deandut Mendut berkat
idemu, kami, Alfian Candra Adiguna, Nino Febrian, Tika Yunita, Rahmi Widodari,
Brian Squad, dan Faris Munandar bisa sampai disini membantu saudara di sekitar
Kelud yang sedang susah. Gue salut ama kepedulianmu Dea. Andai banyak Dea-Dea
sepertimu di dunia ini, mungkin gue bakal pilih salah satu J
Amarah
sudah memuncak, cemburu sudah menguasai Sasty.
Dea
ngerebut Kak Alfian dari gue. Dea sengaja enggak ngajakin gue karena dia pengen
ngerebut Kak Alfian dari gue. Sialan! Brengksek! Gue benci Dea. Batin Sasty
dalam hati.
***
From : Sasty S.
Gue kira loe sahabat
terbaik gue, ternyata anggapan gue itu salah. Justru loe adalah musuh dalam
selimut. Loe sengaja sok mau bantu gue deket ama Kak Alfian. Tapi nyatanya lapa?
Loe nusuk gue dari belakang. Sialan! Loe sengaja kan enggak ngajakin gue ke
Kelud, Loe mau nyingkirin gue kan biar gue enggak ganggu loe caper ama Kak
Alfian. Bener-bener ya, gue benci ama Loe! Mulai sekarang loe bukan lagi
sahabat gue, loe udah ngekhianati gue. Jangan hubungi gue, jangan dekati gue, gue
muak lihat muka loe yang sok alim dan baik itu.
Dea
terbelalak membaca pesan dari Sasty. Tak menyangka Sasty akan beranggapan
sejauh ini. Sebenci itukah Sasty padanya? Hanya karena Alfian persahabatan yang
sudah terjalin selama belasan tahun itu pupus sudah? Dea tidak menyangka.
Bahkan Sasty tidak meminta penjelasan dulu kepada Dea. Sasty hanya memutuskan
sepihak berdasarkan status yang di buat Alfian dan foto yang diunggah oleh Mbak
Tika. Dea masih tidak percaya. Dea segera mencoba menghubungi Sasty, di-sms
tidak di balas, di terlfon di-reject, di-chat tak di balas. Maka satu
jalan yang terpikirkan oleh Dea adalah menulis di dinding akun facebook
Sasty.
Deandut Mendut : Maaf kalau menurut loe, gue salah. Tapi
sebenarnya gue udah nyoba ngubungin Loe Sas, tapi nomermu enggak aktif. Hari
jumat pun loe enggak berangkat sekolah. Gimana gue mau ngajakin loe? Di telpon
enggak bisa, ketemu langsung juga enggak. Gue enggak ada niat mau ngerebut
gebetan loe, percaya deh ma gue. Plis, maafin gue. Kita sahabat lagi ya, kita
kan udah sahabatan dari kecil masak gara-gara ini persahabatan kita putus? Loe
rela? Ayolah kita baikan lagi..
***
Sasty
pembaca pesan yang dikirim Dea di dinding facebook-nya. Perasaannya
campur aduk. Sasty merenung. Iseng Sasty mencoba melihat riwayat hubungan
pertemanan dirinya dengan Dea di facebook. Nampak dalam layar laptopnya
status-status yang menge-tag Sasty dan Dea, Foto-foto mereka berdua, video,
catatan dan lain sebagainya. Bayangannya melayang jauh menembus waktu, mengumpulkan
kepingan kenangan yang berceceran entah di mana. Akhirnya dengan facebook
kepingan kenangan itu bisa bersatu kembali, membentuk sebuah jejak memori.
Memori yang seringkali terlupa, yang sering kali terabaikan.
Sasty
memandang sebuah foto dimana dirinya sedang berangkulan dengan Dea. Foto ini
diambil ketika Sasty berulang tahun yang ke tujuh belas. Sasty masih ingat kado
yang diberikan oleh Dea, sebuah pasmina cantik berwarna hitam loreng-loreng dan
sebuah tas rumah warna yang unik. Sasty begitu senang mendapatkan kado itu dari
Dea. Dea sahabatnya sejak kecil, selalu peduli padanya, selalu menolongnya,
selalu ada untuknya.
“Egoiskan
gue? Sekarang apa yang loe pikir dan rasakan Dea?”
Sasty
membuka profil Dea. Membaca satu demi satu statusnya. Air Matanya menangis
ketika membaca salah satu status Dea.
Deandut Mendut : Harta karun paling berharga di dunia
adalah sahabat. Tapi sepertinya gue akan kehilangan harta karun gue. Dia memilih
enggak maafin gue dan pergi dari gue. Gue harus bagaimana untuk
mempertahankannya? Tuhan andai gue punya satu doa yang pasti akan Engkau kabulkan
saat ini juga maka pasti aku akan berdoa agar sahabatku mau memaafkanku,
kembali padaku dan akan kembali kami rajut jalinan persahabatan kami. Namun
Tuhan sekalipun tak Engkau kabulkan saat ini doaku, aku takkan berhenti berdoa
untuk persahabatan kami dan untuk kebahagiaannya. A good friend would never
hate his best friend.
“Gue
belum bisa menjadi sababat terbaik loe Dea. Gue sempat bilang, gue benci loe.
Tapi loe bener-bener sahabat terbaik gue. Loe enggak pernah benci gue. Dea
maafin gue. Maafin gue yang egois ini. Maafin gue yang berprasangka buruk ma
loe. Loe, loe sahabat terbaik yang pernah gue punya.”
Seketika
itu, Sasty mengirim sebuah emo permintaah maaf dan mengucapkan permintaan maaf
di dinding facebook Dea.
Sasty Safitry : Dea, pliis maafin gue.
Gue yang salah udah berprasangka buruk ama loe. Gue sadar guelah yang egois. Loe
selalu baik sama gue. Loe enggak benci sama gue. Loe selalu nolong gue, Loe
selalu ada buat gue. Maafin gue, gue belum bisa jadi sahabat terbaik loe.
Pliis, tetaplah jadi sahabat yang pernah gue miliki.
Dea
membalas.
Deandut Mendut : Gue udah maafin loe sebelum loe minta
maaf. Gue juga minta maaf ya kalau gue ada khilaf . Kita tetep sahabat
kan J
Sasty Safitry : Tentu, bagaimana
mungkin gue rela ngelepas sahabat sebaik loe J
***
Noor
Salamah, gadis berzodiak cancer ini lahir di Jepara, 23 Juni 1994. Saat ini
sedang menempuh S1 prodi Pendidikan Nonformal di Unnes. Disamping itu ia juga
berusaha mencari keberkahan hidup dengan nyantri di PP. Durrotu Ahlissunnah
Waljama’ah. Membaca dan menulis merupakan hobinya. Penulis bisa dihubungi via
Fb di Salma Van Licht, Email: salamah_chan@yahoo.com,
atau Cp: 089668214948
0 komentar:
Posting Komentar