Jumat, 01 April 2016

Facebook



“Eh liat nih status terbarunya Kak Alfian. Loe tau guys, Kak Alfian baru aja putus ama Kak Vega,” Sasty berteriak heboh kepada teman-temannya. “Nih liat statusnya, juga perubahan hubungannya di-Fb.” Sasty menyodorkan blackberry ke arah teman-temannya.
“Berakhir sudah jalinan cinta yang sudah kita rajut bersama. Kamu tinggalkan aku, dengan menyisakan sekeping hati yang retak, kenangan dan kesendirian. Ahh hati, begitu rapuhnya dirimu karena cinta.” Begitu bunyi status Kak Alfian yang dibaca keras-keras oleh Dea. Sasty and the gank terdiam mendengarkan penuturan  Dea. Usainya, ada beragam respon dari mereka.
“Kak Vega pasti nyesel udah mutusin Kak Alfian. Kak Alfian kan cakep, keren, populer, smart. Apa coba yang kurang?” Protes Intan.
Dea menimpali.
“Mungkin kurang kaya, setidaknya bagi Kak Vega. Loe tau sendiri kan Kak Vega kayak apa? Meski cantik, seksi dan populer tapi dia juga,”
“MATRE!” seru yang lain keras sekali, hingga beberapa teman lain yang juga sedang berada di kantin menoleh tidak suka pada mereka.
“Ahh ini kesempatan gue untuk ngegaet Kak Alfian, Loe semua kudu dukung gue lho.” Sasty terlihat bersemangat sekali. Ada kesempatan menggaet cowok idaman kenapa tidak dimanfaatkan?
***
Semenjak terdengar kabar bahwa Alfian putus dengan Vega. Alfian langsung menjadi perebutan banyak cewek, termasuk Sasty. Sasty gadis yang menginjak remaja tersebut tak ubahnya seperti gadis remaja lain di SMA Batarayudha yang menjadi fans berat Alfian. Alfian merupakan salah satu atlit andalan sekolah dalam olahraga lempar lembing. Perawakannya gagah, memiliki otot-otot yang kuat dan kekar, dadanya bidang, wajahnya persegi, rambutnya selalu rapi. Selain sebagai atlit lempar lembing SMA ia juga seorang pemusik dan aktivis. Ia bukan siswa bodoh di kelas, ia bahkan tergolong cerdas. Oleh karenanya Alfian masuk dalam salah satu deretan pacar idaman. Sasty sendiri berusaha berbagai cara agar ia memperoleh perhatian Alfian. Salah satu caranya yaitu dengan memanfaatkan jejaring sosial, facebook. Sasty selalu update kabar berita facebook tentang Alfian, hampir di setiap aktifitas Alfian di facebook, selalu ada Sasty disana. Status, foto, catatan, kiriman, halaman yang disukai, dan aktifitas lain di facebook selalu ada Sasty didalamnya.
Suatu ketika Alfian membuat status.
Alfian Candra Adiguna           : Boring. Butuh teman. Pengen refreshing. Ada yang mau menawarkan diri menemaniku refresing?
Tak lama ada komentar masuk.
Sasty Safitry                          : Sasty siap nemenin Kak Alfian refreshing, kapanpun dan dimanapun asalkan bersama kakak J
Luxziana Maradilla                  : Mending jalan ma gue. Nanti kakak gue ajak ke tempat nongkrong dan tempat makan favoritku. Gue yang traktir deh..
Nino Febrian                            : Gan, weekend ini gue,  Brian ama Faris bakal muncak ke Gunung Bromo. Loe mau ikut?
Alfian Candra Adiguna           : Sasty dan Luxzi_tawaran yang menarik, tpi mungkin lain kali saja J.  Nino_gue terima tawaran loe. Thanks gan.
Sasty terpaksa menelan kekecewaan. Akhir pekan ini Kak Alfian akan pergi muncak ke Gunung Bromo bersama Nino, kakak Dea. Menyebut nama Nino dan Dea, Sasty terpikirkan suatu ide. Ia lantas sms Dea.
To             : Deandut
Gue denger kakak Loe akhir pekan ini mau muncak ke Gunung Bromo bareng sama Kak Alfian. Eh gue lobby-in kakak loe dong, gue juga mau ikut.
Send..
Tak lama sms balasan Dea masuk.
From        : Deandut
Masak Kak Alfian juga ikut? Gue tau kalau Bang Nino bakal muncak ke Gunung Bromo, tapi gue enggak tau kalau kalau Kak Alfian ikut juga. Entar deh gue usahain.
To             : Deandut
Thanks Honey ;)
Sasty menungggu kabar dari Dea dengan perasaan harap-harap cemas. Ia sangat berharap Nino memperbolehkannya ikut serta. Bisa jadi ini menjadi kesempatannya pedekate dengan Alfian.
***
Malam sudah larut. Sasty masih belum bisa terpejam. Khayalannya sibuk berkelana membayangkan dirinya akan muncak bersama dengan Alfian. Sasty tersenyum-senyum sendiri membayangkannya.  Ia meraih blackberry miliknya, membuka aplikasi facebook dan memposting sebuah status.
Sasty Safitry          : Enggak sabar menanti hari esok ;)
Tak lama Dea memberi komentar.
Deandut Mendut      : Sorry  Sas, acara besok di cancel ;(
Sasty Safitry          : Apa? Kenapa?
Deandut Mendut      : Gara-gara Gunung kelud meletus malam ini.
Sasty Safitry          : Tapi kan Bromo ama Kelud jauhan. Kenapa gara-gara Kelud perjalanan kita dibatalin?
Lama tak ada balasan dari Dea, sepertinya Dea sudah offline. Sebagai pelampiasan dari kekesalannya, Sasty pun memposting sebuah status baru.
Sasty Safitry          : Bete. Kenapa Kelud mesti meletus disaat gue besok mau pergi sih?! Acara gue jadinya di-cancel deh. Nyebelin!
Sementara itu di rumah Dea, Dea sedang ngobrol dengan abangnya Nino.
“Bang, Bromo dan Kelud kan jauhan kenapa acara kita besok mesti batal sih?” mendengar pernyataan adiknya itu Nino cuma tersenyum, sebenarnya ingin tertawa.
“Loe sih keseringan fb-an ampe enggak pernah nonton berita.” Dikatakan seperti itu Dea cuma nyengir kuda. “Meski Kelud dan Bromo itu berjauhan tapi efek dari letusan Gunung Kelud itu menyebar hampir di seluruh daerah Jawa Timur dan beberapa daerah di Jawa Tengah dan DIY. Gunung Kelud yang tingginya kurang lebih seribu tujuh ratusan meter di atas permukaan laut itu meletus pukul sebelas kurang sedikit memuntahkan lahar panas, lontaran abu dan kerikil hingga radius puluhan kilometer. Lha wong¸orang-orang pada ngungsi demi keselamatan kok kita malah mendekat hanya untuk bersenang-senang. Abang juga enggak mau perjalanan kita tidak nyaman dan terlalu banyak ambil resiko dengan mendaki diwaktu yang tidak tepat.” Dea menyimak penuturan Nino, Dea membenarkan ucapan Abangnya ini. “Sudah malam, sana loe tidur nanti loe bangun kesiangan lagi.” Dea keluar dari kamar abangnya dengan benak penuh tanya.
Gue mau searching tentang Kelud ah, penasaran gue.
Batin Dea dalam hati. Dea kemudian masuk ke kamar, menyalakan laptop lalu memasang modem. Tangannya sibuk menulis key word pencarian, berita-berita ia baca, video-video ia tonton. Hatinya tiba-tiba terenyuh melihat semuanya. Begitu susah mereka. Ada perasaan ingin membantu yang timbul dari hati Dea, ia ingin meringankan beban mereka. Ide inilah yang kemudian mendorong Dea kembali ke kamar Nino.
“Tok tok tok, Abang udah tidur belum?” Seru Dea dari luar pintu. Pintu terkuak dari dalam.
“Belum, ada pa Dea?” Nino menjauhkan handphone dari telinganya dan menatap Dea.
“Dea, punya usul. Gimana kalau acara muncak ke Bromo kita ganti acara penggalangan dana untuk korban Kelud? Dea masih ada tabungan sedikit, buku-buku bekas layak baca dan baju-baju bekas layak pakai. Gimana menurut Abang?” Nino melongo mendengar ucapan adiknya, adiknya yang dulu cuek, kerjaannya cuma facebook-an kini bisa lebih peduli pada lingkungan sekitar, dengan aksi nyata pula. Nino berdecak kagum dalam hati.
“Idemu bagus. Abang setuju. Nanti kita minta bantuan tetangga sekitar, sanak kerabat, teman dan orang yang kita kenal atau bahkan minta di jalan kalau perlu. Lebih seru lagi, kalau bantuan itu kita salurkan langsung, kita ikut ke tempat pengungsian. Nanti Abang yang atur, Abang juga yang bakal ngehubungin Brian, Faris, Rahmi, Tika dan Alfian buat minta bantuan mereka.”
“Terima kasih Bang, Dea balik ke kamar dulu. Mau nyiap-nyiapin apa yang Dea mau sumbangin. Daah Abang ..”
***
Hati Sasty sakit, kecewa jengkel juga cemburu menyaksikan foto-foto Dea terlihat bersama dengan Alfian. Foto-foto itu di unggah oleh Tika pacar Nino dengan me-ngetag akun facebook milik Nino, Dea, Alfian, Brian, Faris dan Rahmi, semua orang yang berencana muncak ke Bromo tapi ternyata di batalkan. Semua ada kecuali dirinya, dan yang membuatnya jengkel kenapa Dea tidak mengajaknya turut serta. Kenapa Dea tidak paham betapa ingin ia jalan bareng Alfian? Padahal Dea adalah sahabatnya, sahabat dekatnya. Kenapa Dea mengecewakannya? Melihat fotonya ketika bersama Alfian, hatinya terbakar cemburu. Di foto itu terlihat Dea sedang menuangkan kuah di mangkuh salah satu pengungsi yang mengantri di depannya, sementara itu tak jauh dari Dea terlihat Alfian sedang membagi nasi pada pengungsi. Mata mereka bertatapan, sepertinya foto ini diambil ketika mereka sedang bercanda di tengah kesibukan membagi makanan pada pengungsi. Belum reda cemburu dan amarah di hati Sasty, sebuah status masuk di berandanya. Status milik Alfian.
Alfian Candra Adiguna           : Terima kasih Deandut Mendut berkat idemu, kami, Alfian Candra Adiguna, Nino Febrian, Tika Yunita, Rahmi Widodari, Brian Squad, dan Faris Munandar bisa sampai disini membantu saudara di sekitar Kelud yang sedang susah. Gue salut ama kepedulianmu Dea. Andai banyak Dea-Dea sepertimu di dunia ini, mungkin gue bakal pilih salah satu J
Amarah sudah memuncak, cemburu sudah menguasai Sasty.
Dea ngerebut Kak Alfian dari gue. Dea sengaja enggak ngajakin gue karena dia pengen ngerebut Kak Alfian dari gue. Sialan! Brengksek! Gue benci Dea. Batin Sasty dalam hati.
***
From    : Sasty S.
Gue kira loe sahabat terbaik gue, ternyata anggapan gue itu salah. Justru loe adalah musuh dalam selimut. Loe sengaja sok mau bantu gue deket ama Kak Alfian. Tapi nyatanya lapa? Loe nusuk gue dari belakang. Sialan! Loe sengaja kan enggak ngajakin gue ke Kelud, Loe mau nyingkirin gue kan biar gue enggak ganggu loe caper ama Kak Alfian. Bener-bener ya, gue benci ama Loe! Mulai sekarang loe bukan lagi sahabat gue, loe udah ngekhianati gue. Jangan hubungi gue, jangan dekati gue, gue muak lihat muka loe yang sok alim dan baik itu.
Dea terbelalak membaca pesan dari Sasty. Tak menyangka Sasty akan beranggapan sejauh ini. Sebenci itukah Sasty padanya? Hanya karena Alfian persahabatan yang sudah terjalin selama belasan tahun itu pupus sudah? Dea tidak menyangka. Bahkan Sasty tidak meminta penjelasan dulu kepada Dea. Sasty hanya memutuskan sepihak berdasarkan status yang di buat Alfian dan foto yang diunggah oleh Mbak Tika. Dea masih tidak percaya. Dea segera mencoba menghubungi Sasty, di-sms tidak di balas, di terlfon di-reject, di-chat tak di balas. Maka satu jalan yang terpikirkan oleh Dea adalah menulis di dinding akun facebook Sasty.
Deandut Mendut      : Maaf kalau menurut loe, gue salah. Tapi sebenarnya gue udah nyoba ngubungin Loe Sas, tapi nomermu enggak aktif. Hari jumat pun loe enggak berangkat sekolah. Gimana gue mau ngajakin loe? Di telpon enggak bisa, ketemu langsung juga enggak. Gue enggak ada niat mau ngerebut gebetan loe, percaya deh ma gue. Plis, maafin gue. Kita sahabat lagi ya, kita kan udah sahabatan dari kecil masak gara-gara ini persahabatan kita putus? Loe rela? Ayolah kita baikan lagi..
***
Sasty pembaca pesan yang dikirim Dea di dinding facebook-nya. Perasaannya campur aduk. Sasty merenung. Iseng Sasty mencoba melihat riwayat hubungan pertemanan dirinya dengan Dea di facebook. Nampak dalam layar laptopnya status-status yang menge-tag Sasty dan Dea, Foto-foto mereka berdua, video, catatan dan lain sebagainya. Bayangannya melayang jauh menembus waktu, mengumpulkan kepingan kenangan yang berceceran entah di mana. Akhirnya dengan facebook kepingan kenangan itu bisa bersatu kembali, membentuk sebuah jejak memori. Memori yang seringkali terlupa, yang sering kali terabaikan.
Sasty memandang sebuah foto dimana dirinya sedang berangkulan dengan Dea. Foto ini diambil ketika Sasty berulang tahun yang ke tujuh belas. Sasty masih ingat kado yang diberikan oleh Dea, sebuah pasmina cantik berwarna hitam loreng-loreng dan sebuah tas rumah warna yang unik. Sasty begitu senang mendapatkan kado itu dari Dea. Dea sahabatnya sejak kecil, selalu peduli padanya, selalu menolongnya, selalu ada untuknya.
“Egoiskan gue? Sekarang apa yang loe pikir dan rasakan Dea?”
Sasty membuka profil Dea. Membaca satu demi satu statusnya. Air Matanya menangis ketika membaca salah satu status Dea.
Deandut Mendut      : Harta karun paling berharga di dunia adalah sahabat. Tapi sepertinya gue akan kehilangan harta karun gue. Dia memilih enggak maafin gue dan pergi dari gue. Gue harus bagaimana untuk mempertahankannya? Tuhan andai gue punya satu doa yang pasti akan Engkau kabulkan saat ini juga maka pasti aku akan berdoa agar sahabatku mau memaafkanku, kembali padaku dan akan kembali kami rajut jalinan persahabatan kami. Namun Tuhan sekalipun tak Engkau kabulkan saat ini doaku, aku takkan berhenti berdoa untuk persahabatan kami dan untuk kebahagiaannya. A good friend would never hate his best friend.
“Gue belum bisa menjadi sababat terbaik loe Dea. Gue sempat bilang, gue benci loe. Tapi loe bener-bener sahabat terbaik gue. Loe enggak pernah benci gue. Dea maafin gue. Maafin gue yang egois ini. Maafin gue yang berprasangka buruk ma loe. Loe, loe sahabat terbaik yang pernah gue punya.”
Seketika itu, Sasty mengirim sebuah emo permintaah maaf dan mengucapkan permintaan maaf di dinding facebook Dea.
Sasty Safitry                          : Dea, pliis maafin gue. Gue yang salah udah berprasangka buruk ama loe. Gue sadar guelah yang egois. Loe selalu baik sama gue. Loe enggak benci sama gue. Loe selalu nolong gue, Loe selalu ada buat gue. Maafin gue, gue belum bisa jadi sahabat terbaik loe. Pliis, tetaplah jadi sahabat yang pernah gue miliki.
Dea membalas.
Deandut Mendut      : Gue udah maafin loe sebelum loe minta maaf. Gue juga minta maaf ya kalau gue ada khilaf . Kita tetep sahabat kan J
Sasty Safitry                          : Tentu, bagaimana mungkin gue rela ngelepas sahabat sebaik loe J
***





Noor Salamah, gadis berzodiak cancer ini lahir di Jepara, 23 Juni 1994. Saat ini sedang menempuh S1 prodi Pendidikan Nonformal di Unnes. Disamping itu ia juga berusaha mencari keberkahan hidup dengan nyantri di PP. Durrotu Ahlissunnah Waljama’ah. Membaca dan menulis merupakan hobinya. Penulis bisa dihubungi via Fb di Salma Van Licht, Email: salamah_chan@yahoo.com, atau Cp: 089668214948

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Follow

Popular Posts

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Jejak Sajak Salamah | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com